Waktu yang sama, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo (Pras) menegaskan bahwa pihaknya juga optimis akan pertumbuhan ekonomi pada 2022 dan mengakui kebijakan pemerintah selama 2021 sudah tepat.
Pemerintah dikatakannya akan terus memberikan dukungan melalui kebijakan maupun implementasi di lapangan, baik bagi private sector maupun masyarakat. Pras menandaskan, setiap pihak harus bersinergi agar momentum pemulihan ekonomi ini dapat dimanfaatkan dengan baik.
“RAPBN 2022 akan tetap fokus lagi pada dukungan kesehatan, perlindungan sosial dan skema restrukturisasi seperti pada Sumber Daya Manusia, UMKM, dan digital,” tuturnya.
Berbagai program telah diluncurkan guna menjaga pemulihan ekonomi berada dalam momentum positif. Selain dukungan untuk sektor kesehatan, bantuan sosial, kebijakan yang meringankan pelaku isaha, juga dukungan dalam bentuk insentif akan diteruskan untuk pelaku usaha agar bisa menjadi bantalan, sebelum upaya pemulihan yang betul-betul kuat dapat dilakukan.
Sebagai contoh kebijakan dimaksud, hingga Desember 2021, UMKM dibebaskan dari pajak karena ditanggung pemerintah. Cadangan juga telah dipersiapkan apabila tahun depan masih diperlukan. Salah satunya, ia menjelaskan, pada 2022 UMKM orang pribadi dengan omzet sampai dengan Rp 500 juta tidak dikenai pajak.
“Ini adalah bentuk dukungan konkret bagi UMKM,” tandas Pras.
Optimisme juga diungkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Arsyad Rasyid, apalagi mengingat saat ini Indonesia sudah dilihat dan dipercaya secara global. Ia berharap momentum baik ini dapat dijaga, salah satunya dengan mengawal penanganan kesehatan.
“Prokes dan vaksinasi jadi kunci,” tegasnya.
Dalam upaya menyelesaikan tantangan pemulihan ekonomi, menurutnya, sangat penting untuk menyamakan persepsi semua pihak, termasuk para pelaku industri dan kementerian terkait.
“Kadin berusaha melakukan dialog sosial, menyampaikan persepsi, alignment, terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan,” jelasnya.
Pihaknya sangat menghargai adanya insentif dan relaksasi yang diberikan pemerintah terutama bagi para pelaku UMKM, karena kebangkitan sektor domestik juga dirasa sangat penting.
Karena itu, ia menyebutkan transformasi UMKM ke arah digital menjadi salah satu fokus Kadin pada tahun depan.
“2022, Kadin fokus membantu UMKM bertransformasi ke basis digital, juga mendorong mentoring UMKM karena masih banyak UMKM yang informal,” tegasnya.
Arsyad menegaskan bahwa mentoring atau pendampingan untuk UMKM yang masih berada di sektor informal perlu dilakukan, terutama terkait upaya legal literacy, literasi finansial dan literasi digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: