Pemerataan Pengetahuan dan Teknologi Kunci Kebangkitan Nasional
Oleh: Don Rozano, General Manager Enciety Business Consult
Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei, menjadi momen untuk melakukan refleksi terhadap nilai-nilai kebangsaan. Jika dulu, Kebangkitan Nasional selalu direfleksikan dengan semangat nasionalisme untuk meraih kemerdekaan, sekarang bagaimana mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai karya-karya nyata.
Ujian berat harus dijalani bangsa ini di tengah spirit Kebangkitan Nasional. Di mana, bangsa Indonesia harus berjuang sekuat tenaga keluar dari keterpurukan ekonomi, kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan. Selain itu, Indonesia juga masih dalam suasana krisis, menyusul wabah virus covid-19 yang telah memasuki tahun kedua sejak 2020.
Baca Juga: Perlu Langkah Konkret ISP untuk Dukung Pembelajaran Jarak Jauh
Pandemi yang telah berlangsung dua tahun itu telah memorak-porandakan ekonomi, bukan hanya di Indonesia tapi seluruh dunia. Setahun lebih bangsa ini harus menjalani banyak pembatasan dilakukan. Sekolah ditutup, diganti pebelajaran jarah jauh. Pun dengan tempat-tempat yang berpotensi menjadi kerumunan orang, juga dilarang dibuka.
Tahun ini, lambat tapi pasti, bangsa ini mulai bangkit, keluar dari jerat krisis akibat covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah. Menekan pertumbuhan kasus terkonfirmasi covid-19. Juga melakukan vaksinasi massal. Hingga kini, sedikitnya 20 juta orang sudah divaksin. Masih ada 10 juta vaksin lagi yang tersedia dan ditarget Mei 2021 kelar
Selain itu, kunci Kebangkitan Nasional sekarang adalah pengetahuan dan informasi. Di mana teknologi informasi memainkan peran sangat signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempertebal jiwa nasionalisme. Pengetahuan dan informasi sejak dahulu sudah menjadi pemantik munculnya gerakan perubahan.
Kebangkitan nasional dalam perspektif teknologi informasi tersebut sesungguhnya dapat dimaknai sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat untuk keluar dari kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan.
Pada saat yang sama, masih banyak anak bangsa yang belum dapat pemerataan akses teknologi informasi. Seperti halnya mereka yang tinggal di daerah-daerah pedesaan. Hingga sekarang untuk mengakses internet saja mereka masih kesulitan.
Padahal, di masa pandemi sekarang, masyarakat sangat bergantung hidup pada layanan internet. Semua aktivitas harian hanya bisa dilakukan dengan bantuan internet. Sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, belanja online, dan berburu pengetahuan serta informasi. Diperkirakan hingga sepuluh tahun ke depan akan masih ada 100 juta penduduk Indonesia yang hidup di pedesaan.
Disparitas pengguna internet di perkotaan dan pedesaan masih cukup besar. Demikian pula dengan capaian Indeks Pembangunan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) di seluruh provinsi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: