Tapi, kendalanya selama ini terkait sampah plastik sekali pakai adalah soal pengumpulannya. Karena, menurut dia, terlalu kecil jumlahnya kalau hanya mengandalkan pemulung yang voluntary saja untuk mengumpulkan semua sampah bekas galon sekali pakai ini.
“Yang dibutuhkan adalah adanya tanggungjawab perusahaan yang seharusnya mau mendirikan fasilitas untuk pengumpulan sampah galon sekali pakai yang diproduksinya,” katanya.
Sebelumnya Juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi, juga melihat keberadaan produk galon sekal pakai ini bukan progres yang baik untuk pengurangan sampah di Indonesia.
Ia khawatir, jika masyarakat nantinya beralih dan menjadi terbiasa dengan kemasan sekali pakai ini, guna ulang yang ramah lingkungan malah ditinggalkan.
“Saya membayangkan betapa tingginya potensi sampah di Indonesia. Belum ada galon sekali pakai saja kita sudah menghasilkan sampah yang tinggi, utamanya masyarakat Jakarta yang sudah mulai bermunculan berita bahwa TPA kita sudah mulai overload. Demikian juga dengan kota-kota lain. Apalagi ditambah sampah dari galon sekali pakai ini,” tukas Atha.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: