Cakap, platform Edtech di Indonesia, meraih pendanaan sebesar US$10 juta dalam putaran seri B, yang dipimpin oleh Centauri Fund MDI Ventures dan Heritas Capital, dengan partisipasi dari KB Investment dan investor lainnya.
Suntikan dana ini akan digunakan untuk menambah jumlah program pembelajaran kelas Cakap, serta meningkatkan jumlah pengguna demi mewujudkan akses pendidikan berkualitas yang lebih luas di Indonesia.
Tomy Yunus, Co-Founder & CEO Cakap, menyatakan “untuk mendukung misi kami dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, kami secara konsisten memahami karakter unik para pengguna kami untuk kami berikan solusi dengan mengembangkan fitur teknologi kami melalui Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning untuk memberikan pembelajaran yang personal dan sesuai dengan nilai lokal dalam mempercepat kemajuan belajar siswa.”
Baca Juga: Laporan Terbaru Twitter, Percakapan Terkait Keuangan dan Bisnis Capai 133%
Cakap memberikan penggunanya berbagai pilihan guru profesional baik lokal maupun internasional. Tidak hanya itu, Cakap juga memberikan penawaran kelas vokasi dan kursus sertifikasi melalui self-paced learning yang menggabungkan sequential multimedia learning, assessments, dan LIVE Class ad discussions, memberikan fleksibilitas kepada pengguna untuk menyelesaikan sertifikasi bagi keterampilan khusus.
Pendanaan baru ini dapat mendorong Cakap untuk meningkatkan teknologi pembelajaran dengan mengeksplorasi implementasi pada Machine Learning dan Artificial Intelligence yang memberikan pembelajaran lebih personal untuk setiap siswa melalui pembelajaran adaptif.
“Melihat peluang besar untuk akses dan pengembangan pendidikan, kami yakin dapat membawa Cakap melangkah maju ke perjalanan pertumbuhan berikutnya. Kemajuan teknologi akan membuat Cakap menawarkan lebih banyak variasi kesempatan belajar bagi masyarakat Indonesia,” kata Kenneth Li, Partner di Centauri MDI-KB.
“Setahun sejak Heritas Capital memimpin putaran pendanaan seri A+ Cakap, kami terkesan dengan daya tarik bisnis yang luar biasa dan dampak yang dicapai oleh tim manajemen, yang memberi manfaat bagi berbagai pemangku kepentingan seperti melatih guru, melatih pekerja dengan skill baru, dan membantu anak-anak belajar di tengah pandemi,” kata Chik Wai Chiew, CEO dan Eksekutif Direktur Heritas Capital.
Meskipun sekolah offline sudah mulai kembali secara bertahap, pemerintah Indonesia percaya bahwa pertumbuhan sektor edtech akan tetap kuat karena pembelajaran hybrid diperlukan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka.
Rachmadi Widodo, Direktur Guru Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, dalam diskusi media gathering Cakap (27/10) menyatakan, “edtech akan selalu dibutuhkan oleh siswa sebagai salah satu alat yang dapat mendukung tujuan kami menuju transformasi pendidikan menjadi platform digital. Selain didapat dari sekolah, kami percaya bahwa edtech akan membekali siswa dengan lanskap pengetahuan yang lebih luas dari cakrawala internasional dan keterampilan berpikir kritis."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: