- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Disesaki Investor Milenial dan Gen Z, KSEI Bakal Gas Pengembangan Teknologi Digital Pasar Modal
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa saat ini, 81,36% investor pasar modal Indonesia disesaki oleh generasi milenial dan gen z.
“Dengan demikian, pengembangan dari sisi teknologi digital dan pembangunan infrastruktur pasar modal yang memungkinkan kegiatan online harus dapat diwujudkan KSEI,” kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo.
Uriep menambahkan, bukti nyata dari keberhasilan atas terobosan dan inovasi yang telah diselenggarakan KSEI, salah satunya tercermin dari pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia.
“Simplifikasi pembukaan rekening maupun eASY.KSEI turut berperan serta dalam pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia, khususnya investor saham yang mengalami pertumbuhan jumlah hingga 100%,” tambahnya.
Baca Juga: Avrist Asset Management Menargetkan Investor Milenial
Bedasarkan data KSEI sejak akhir tahun 2020 hingga 17 Desember 2021, jumlah Single Investor Identification (SID) investor pasar modal Indonesia tumbuh 89,58% menjadi 7,3 juta SID.
Jumlah tersebut merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 3,4 juta SID yang memiliki aset saham, 6,7 juta SID memiliki aset reksa dana dan 607 ribu SID memiliki aset SBN.
Direktur KSEI Supranoto Prajogo menyampaikan bahwa berdasarkan data yang tercatat di KSEI per tanggal 17 Desember 2021, investor pasar modal didominasi oleh 62,55% laki-laki, 59,84% usia di bawah 30 tahun, 32,88% pegawai swasta, 58,33% lulusan sarjana, 36,25% berpenghasilan 10-100 juta/bulan dan 69,84% berdomisili di pulau Jawa.
“Sebesar 73,61% SID melakukan pembukaan rekening melalui selling agent fintech (financial technology). Sehingga, platform digital memang menjadi sarana yang banyak dimanfaatkan oleh investor untuk berinvestasi pasar modal,” kata Supranoto.
Baca Juga: Investor Global Masih Minati Indonesia
Menurutnya, saat ini, KSEI telah menyusun 30 program kerja, dimana 9 diantaranya merupakan program strategis, salah satunya adalah rencana pengembangan alternatif penyimpanan Dana Nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang dan Investor Fund Unit Account (IFUA) untuk instrumen reksa dana.
“Program ini bertujuan untuk memberikan alternatif tempat penyimpanan dana dalam rangka penyelesaian transaksi di pasar modal. Guna mengantisipasi peningkatan jumlah investor di pasar modal, KSEI akan melakukan penambahan jumlah karakter kode klien dari 4 karakter menjadi 6 karakter,” terangnya.
Sejak 16 Desember 2021, KSEI telah memperoleh ijin prinaip dari Bank Indonesia sebagai peserta BI-FAST melalui surat Bank Indonesia No. 23/225/DPSP/Srt/B. Dengan menggunakan BI Fast, maka biaya transfer antar bank maksimal hanya Rp2.500.
Sementara itu, pengembangan teknologi digital lainnya berkaitan dengan pengembangan eASY.KSEI.
Dalam waktu dekat, KSEI akan melanjutkan pengembangan eASY.KSEI agar dapat digunakan untuk penyelenggaraan e-RUPEBUS (rapat umum pemegang efek bersifat utang) dan e-RUPUP (rapat umum pemegang unit penyertaan) secara daring. eASY.KSEI juga akan dilengkapi dengan dukungan terkait multi-voting shares atau saham dengan hak multiple.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri