Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Habib Bahar Seteru dengan Jenderal Dudung, Nama Andika Perkasa Disebut-sebut...

Habib Bahar Seteru dengan Jenderal Dudung, Nama Andika Perkasa Disebut-sebut... Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan keterangan kepada wartawan usai dilantik menjadi Panglima TNI di area Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). Presiden Joko Widodo melantik Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Habib Bahar Smith sedang berseteru dengan KSAD Jenderal Dudung Abdurrachman. Terkait ini, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa diminta turun tangan menengahi.

Diketahui, Habib Bahar sedang mengkritik pernyataan Jenderal Dudung Abdurrachman soal ‘Tuhan bukan orang Arab’.

Baca Juga: Bahar bin Smith Digeruduk TNI, Politisi Partai Ummat Langsung Nyindir, Jenderal Andika Diseret

Imbas dari kritikan Habib Bahar terhadap Jenderal Dudung ini menyebabkan kehadiran Danrem 061/Suryakancana Brigadir Jenderal TNI Achmad Fauzi ke pondok pesantren milik Habib Bahar Smith di Kemang, Bogor, Jawa Barat.

Kedatangan Brigjen TNI Achmad Fauzi ini masih menyisakan pertanyaan di publik.

Terlebih, beragam spekulasi muncul usai kejadian tersebut. Apalagi kedatangan itu tidak lama setelah ceramah Habib Bahar bin Smith yang menyinggung KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin meminta agar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa turun tangan.

Jenderal Andika Perkasa harus bisa memastikan Jenderal Dudung Abdurachman tidak mudah terbawa perasaan saat berhadapan dengan rakyat.

Dengan begitu, maka tidak akan ada lagi prajurit TNI yang harus mendatangi pihak-pihak yang mengkritik Jenderal Dudung Abdurrachman.

“Jenderal Andika harus bisa pastikan Dudung tidak baper saat dikritik rakyat, lalu kerahkan prajurit TNI menghadapi rakyat,” tegasnya, Senin (3/1).

Lebih lanjut, Ujang mengingatkan bahwa praktik TNI berhadapan dengan rakyat tidak boleh terjadi. Menurutnya, hal itu merupakan gaya Orde Baru yang tidak boleh ada lagi di era saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: