Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tetangga Indonesia Berguncang, Filipina Tiba-tiba Alami Kejadian Mematikan

Tetangga Indonesia Berguncang, Filipina Tiba-tiba Alami Kejadian Mematikan Kredit Foto: Reuters/Eloisa Lopez
Warta Ekonomi, Manila -

Setidaknya sorang anak balita dikonfirmasi tewas dan enam lainnya terluka setelah sebuah bom meledak di dalam bus umum di Filipina.

Hingga kini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden itu. Namun, diketahui, ledakan terjadi di wilayah Filipina selatan yang dilanda pemberontakan.

Baca Juga: MUI Tegas Sebut Terorisme dan Bom Bunuh Diri Haram!

Polisi pada Selasa (11/1/2022) mengungkap ledakan terjadi ketika bus itu sedang melakukan perjalanan di sepanjang jalan raya dekat Kota Cotabato di pulau Mindanao. Wilayah inilah yang disebut-sebut menjadi 'surganya' sejumlah kelompok bersenjata mulai dari gerilyawan komunis hingga gerilyawan ekstremis.

"Bom itu berada di dalam bus, di bangku akhir ... di mana ada banyak orang duduk,"  kata Kepala Sersan Randy Hampac yang menjabat sebagai juru bicara polisi di kota Aleosan.

Hampac kemudian mengonfirmasi bahwa dalam ledakan itu, seorang anak laki-laki berusia lima tahun tewas. Sementara, enam lainnya terluka setelah ledakan turut menghancurkan jendela belakang. Dikatakan, setelahnya, bahwa yang terluka termasuk seorang bayi berusia lima bulan dan seorang anak berusia tiga tahun.

Sebuah laporan polisi lalu mengungkap adanya kesaksian dari salah satu korban yang mengaku melihat seorang pria mencurigakan.

Saksi itu menambahkan bahwa sebelum terjadi ledakan, pria itu menjadi salah satu penumpang dan meninggalkan  sebuah koper di dalam bus. Ketika pria ini turun, bus kemudian meledak. 

"Ini adalah pertama kalinya hal ini terjadi di kota kami."

"Ada insiden pengeboman menara seluler di tahun-tahun sebelumnya, tetapi insiden ledakan di bus ini, ini menjadi yang pertama," tambah Hampac seperti dikutip dari TRT World.

Juru bicara militer regional Letnan Kolonel John Baldomar mengatakan bahwa sampai saat ini, belum kelompok yang mengaku melakukan 'dugaan pengeboman'. 

Namun, serangan militan terhadap bus, gereja Katolik, dan pasar umum telah menjadi ciri kerusuhan selama beberapa dekade di wilayah tersebut.

Pada Mei 2017, ratusan pria bersenjata asing dan pasukan lokal pro-ISIS menduduki Marawi, kota Muslim terbesar di negara itu.

Setelah perang sengit, militer Filipina berhasil merebut kembali kota yang hancur itu. Namun, pertempuran selama lima bulan itu pada akhirnya merenggut lebih dari seribu nyawa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: