Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendag Pasok Minyak Goreng Subsidi Mulai Pekan Ini

Mendag Pasok Minyak Goreng Subsidi Mulai Pekan Ini Kredit Foto: Antara/Patrik Cahyo Lumintu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menggelar operasi pasar untuk minyak goreng kemasan sederhana pada pekan ini. Minyak goreng tersebut nantinya akan dibanderol dengan harga Rp14.000 per liter yang akan disalurkan ke pasar tradisional maupun ritel modern.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, tidak ada wilayah yang menjadi prioritas dalam penyaluaran.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Jabar Turun Jadi Rp14 Ribu/Liter, Kok Bisa?

"Kami akan mulai minggu ini, pasti minggu ini. Wilayahnya semua di seluruh Indonesia, paling tidak di pasar-pasar yang dipantau oleh Kemendag, 216 pasar," ujar Lutfi dalam Peresmian Holding BUMN Pangan, Rabu (12/1/2022).

Lutfi mengatakan, langkah ini sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam menekan harga minyak goreng yang meningkat. Sebagai informasi, pemerintah akan menyubsidi sebanyak 1,2 miliar liter minyak goreng untuk enam bulan ke depan. Adapun total dana yang digunakan untuk menyubsidi sebanyak Rp3,6 triliun yanh bersumber dari dana pungutan ekspor sawit di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Mekanismenya menggunakan mekanisme BPDPKS, kira-kira akan disubsidi sekitar Rp3.000. Kami siapkan buat 1,2 miliar liter untuk enam bulan pertama tahun 2022. Saya jamin harga akan di Rp14 ribu," ujarnya.

Penyaluran minyak goreng subsidi yang memakan anggaran besar begitupun dengan volumenya. Lutfi mengatakan, pihaknya mengambil beberapa langkah guna mengantisipasi praktik pengumpulan minyak goreng subsidi untuk diekspor.

"Karena ini pekerjaan besar, kita mesti bersama-sama dan jugq accountable. Kami tidak mau tiba-tiba kemasan sederhananya, dipotong, dikumpulin, kemudian untuk diekspor lagi. Kami mau ini untuk rakyat Indonesia," jelasnya.

Dalam proses distribusi minyak goreng subsidi ini, ia mengatakan akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta, di mana setidaknya ada 70 produsen minyak goreng yang dilibatkan dan sekitar 200 pengemas. Meski begitu, ia belum dapat memastikan produsen atau merek apa saja yang nantinya akan menyediakan minyak goreng murah tersebut.

Lutfi melanjutkan pada tahun ini Indonesia kemungkinan masih akan menghadapi fenomena tingginya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang berimbas pada mahalnya harga minyak goreng.

Seperti diketahui, harga CPO mencapai 1.340 dolar AS per metrik ton (MT) atau lebih tinggi dari harga normal sebelumnya yang berada di sekitar 600 hingga 800 dolar AS per MT.

"Ekspor kita pada tahun 2021 ini mestinya mencapai 27 miliar dolar AS, tertinggi dalam sejarah. Harganya per ton 1.340 dolar AS. Apa efeknya? Harga minyaknya naik. Ini sekarang kita sedang mengintervensi supaya harga minyak goreng ini tetap ada dan terjangkau, yaitu tujuan kita harga barang ada dan terjangkau di Rp14 ribu," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: