Goyahnya Citra Uni Emirat Arab Sebagai Negara Aman di Timur Tengah
Uni Emirat Arab (UEA) mencegat dua rudal balistik yang diklaim oleh kelompok pemberontak Houthi pada Senin (24/1/2022) pagi. Pihak berwenang mengatakan, ini adalah serangan rudal kedua dalam seminggu yang menargetkan ibu kota UEA.
Serangan rudal tersebut mengancam bisnis pariwisata UEA. Selama bertahun-tahun, negara ini telah memasarkan dirinya sebagai wilayah yang aman di Timur Tengah.
Baca Juga: Bikin Langit Bercahaya, Tentara Uni Emirat Arab Akhirnya Cegat 2 Rudal Balistik
Sebuah video di media sosial menunjukkan, langit di atas Abu Dhabi menyala sebelum fajar pada Senin (24/1/2022). Dua ledakan kemudian bergemuruh di seluruh kota. Kantor berita WAM yang dikelola negara mengatakan, pecahan rudal jatuh tanpa bahaya di atas Abu Dhabi.
"UEA siap menghadapi ancaman apa pun dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi negara dari semua serangan,” kata Kementerian Pertahanan UEA yang dikutip oleh WAM.
Tembakan rudal mengganggu lalu lintas ke Bandara Internasional Abu Dhabi selama sekitar satu jam. Juru bicara militer Houthi, Yehia Sarei mengklaim serangan itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. Dia mengatakan, pemberontak menargetkan UEA dengan rudal balistik dan drone. Dia memperingatkan UEA akan terus menjadi target, karena telah melakukan terhadap rakyat Yaman.
“Kami memperingatkan perusahaan dan investor asing untuk meninggalkan Emirates. Ini telah menjadi negara yang tidak aman," ujar Sarei.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Abu Dhabi kemudian mengeluarkan peringatan keamanan kepada warga Amerika yang tinggal di UEA. Pemerintah AS memperingatkan warganya untuk mempertahankan kesadaran keamanan tingkat tinggi. Peringatan itu termasuk instruksi tentang cara mengatasi serangan rudal.
Kementerian Pertahanan Emirat mengunggah ulang sebuah video hitam-putih di akun Twitter mereka. Video itu menunjukkan pesawat jet F-16 menyerang peluncur rudal balistik yang digunakan dalam serangan di Abu Dhabi.
Kementerian Pertahanan mengidentifikasi posisi situs peluncuran rudal balistik yaitu dekat al-Jawaf, sebuah provinsi di Yaman yang terletak sekitar 1.400 kilometer barat daya Abu Dhabi.
Serangan itu terjadi seminggu setelah pemberontak Houthi mengklaim serangan di ibu kota UEA yang menargetkan bandara dan depot bahan bakar Abu Dhabi National Oil Co. di lingkungan Mussafah. Serangan terhadap depot bahan bakar itu menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya.
Foto satelit resolusi tinggi baru yang diperoleh AP dari Planet Labs PBC menunjukkan pekerjaan perbaikan masih berlangsung di depot bahan bakar pada Sabtu (22/1). Pejabat UEA belum merilis gambar dari situs yang diserang, atau mengizinkan wartawan untuk melihatnya.
Dalam beberapa hari terakhir, koalisi pimpinan Saudi yang didukung UEA melancarkan serangan udara yang menargetkan Yaman, dan menewaskan lebih dari 80 orang di sebuah pusat penahanan. Houthi telah mengancam untuk membalas dendam terhadap UEA dan Arab Saudi atas serangan itu.
Pada Minggu (23/1), koalisi pimpinan Saudi mengatakan, rudal balistik yang diluncurkan Houthi mendarat di kawasan industri di Jizan, Arab Saudi dan melukai orang asing.
Surat kabar harian garis keras Iran, Kayhan, menerbitkan sebuah artikel halaman depan yang mengutip pejabat Houthi bahwa UEA akan diserang lagi dengan tajuk utama berjudul, “Evakuasi Menara Komersial Emirat". Surat kabar itu pada 2017 menghadapi larangan publikasi setelah memuat berita utama yang mengatakan Dubai adalah target berikutnya bagi Houthi.
Perang antara koalisi Arab Saudi melawan pemberontak Houthi itu menjadi konflik kawasan sementara perundingan kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar masih berlangsung. Sejak mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik Washington dari perjanjian itu terjadi berbagai serangan di seluruh kawasan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: