Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kaitkan Aksi 212 dengan Radikalisme, Said Didu ke Dosen UI: Belajar Lagi Ya, Bu...

Kaitkan Aksi 212 dengan Radikalisme, Said Didu ke Dosen UI: Belajar Lagi Ya, Bu... Said Didu | Kredit Foto: Twitter/Said Didu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, merespons pernyataan Ahli Kriminologi UI, Arijani Lasmawati yang menilai aksi massa 212 munculkan paham radikalisme.

Said Didu menilai, pernyataan Lasmawati berdasarkan kesimpulan yang dipaksakan.

Baca Juga: Ramai-Ramai Kritik Edy Mulyadi, Wasekjen PA 212 Muncul Pasang Badan: Bentuk Pembelaan...

"Ibu Doktor yth Anda buat kesimpulan yang dipaksakan (jumping conclusion)," tulis Didu di Twitter-nya, Kamis (27/1/2022).

Didu mengatakan, Lasmawati menyimpulkan hanya dengan melihat beberapa sampel yang dia temui di aksi 212. Analisis Lasmawati dianggap salah fatal. Sebab, aksi 212 terbuka bagi siapa saja.

"Sampel hanya 4 orang. Analisis casual salah sangat fatal karena 212 kejadian terbuka, siapa saja bisa datang," sebutnya.

Didu menilai, jika sampel hanya diambil satu dua orang, itu belum bisa diambil satu kesimpulan dari sebuah penelitian. "Jika Ibu wawancara pencopet yang datang ke 212, Ibu simpulkan bahwa 212 kelompok pencopet? Belajar lagi ya Bu," tutur Said Didu.

Arijani Lasmawati sebelumnya menyarankan pemerintah untuk waspadai gerakan radikalisme menjelang Pemilu 2024. Dia mencontohkan pada Pilgub DKI Jakarta 2017 dengan aksi 212.

"Kontestasi politik di Pilgub DKI Jakarta dan Pilpres 2019, terutama dengan adanya aksi massa 212, mengeskalasi perkembangan radikalisme di Indonesia," kata Arijani lewat meeting zoom di Jakarta.

Pernyataan tersebut ia utarakan ketika dalam seminar riset bertajuk, "Pelibatan Remaja dalam Kejahatan Terorisme di Indonesia sebagai Designated Victim."

Arijani mewawancarai empat orang perwakilan mantan anggota kelompok teror. Melalui wawancara tersebut, ia memperoleh informasi bahwa kelompok-kelompok radikal secara aktif membawa keempat orang tersebut untuk turut serta masuk ke pusaran kontestasi politik.

"Aksi massa 212 tidak bisa dimungkiri merupakan sebuah peristiwa yang muncul akibat carut-marutnya Pilgub DKI waktu itu," ucap dia.

"Perkumpulan massa dalam kondisi yang sangat besar dan padat, serta di dalam media sosial menjadi perbincangan. Itulah yang saya potret sebagai eskalasi," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: