Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Capai NZE 2060, Ini yang Dilakukan Pupuk Kaltim

Capai NZE 2060, Ini yang Dilakukan Pupuk Kaltim Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menuju Indonesia Net Zero Emission (NZE) pada 2060 menjadi tantangan tersendiri bagi Pupuk Kalimatan Timur. Tantangan tersebut tidak terlepas dari bahan baku yang digunakan oleh perusahaan yang berasal dari fosil.

Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur, Rahmad Pribadi, melihat hal tersebut sebagai tantangan untuk lebih produktif dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Program Industri Hijau untuk NZE 2060

"Kami di Pupuk Kaltim melihat ini ke depan perusahaan tidak hanya dituntut menjadi lebih produktif, tetapi juga lebih ramah lingkungan. Tentu catatanya banyak, melalui perubahan proses bisnis maupun produksi dan juga melakukan teknik lain supaya bisa meng-capture karbon itu," ujar Rahmat dalam diskusi virtual, Jumat (28/1/1/2022).

Sebagaimana diketahui, Pupuk Kaltim merupakan industri yang memproduks amonia dan urea yang bahan bakunya dari gas alam. Gas alam ini kemudian diproses dan dalam prosesnya itu akan menghasilkan emisi karbon atau CO2.

Rahmat mengatakan, berdasarkan profil perusahaanya tersebut, jika pihaknya tidak melakukan tindakan untuk menekan emisi, perseoran akan menghasilkan karbon hingga 4,2 juta ton. Untuk menghindari itu, perseroan memliki roadmap tersendiri.

"Kami secara agresif melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi emisi karbon di 2020. Target kami mengurangi 32 persen dan kalau dilakukan secara kontinyu setiap dekade seperti itu maka bukan sesuatu hal yang mustahil di 2060 kita mencapai NZE," ujarnya.

Beberapa hal yang dilakukan perseroan untuk dapat mengurangi emisi tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan biomasa sebagai campuran di boiler batu bara mereka untuk pembangkit tenaga listrik. Dengan campuran satu hingga lima persen biomasa yang digabung dengan batu bara, diperkirakan akan menguragi emisi hingga 5,4 persen.

"Lalu kalau kami lihat prosesnya amonia plan itu bahan bakunya dari gas alam, kemudian dijadikan amonia dan proses itu menghasilkan CO2. Ini bisa dipakai sebagai bahan baku memproduksi barang lainya, contohnya urea," jelasnya.

Selain itu, Rahmad melanjutkan, demi menyerap karbon yang dihasilkan dari proses produksi, Pupuk Kaltim juga mengembangkan kehutanan yang berbasis masyarakat.

"Kami mengajak masyarakat untuk menanam bersama tanaman yang bisa menyarap CO2 cukup banyak dan juga memberikan nilai tambah karena bisa dipakai bahan baku lainya, seperti untuk makanan, kosmetik, dan hal lainya. Ini kami akan menanam 50 ribu pohon per tahun dan itu akan menyerap 37 ribu ton CO2 per tahun," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: