Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Alasan Ini, Indonesia Dorong Isu Transisi Energi Jadi Fokus Presidensi G20

Karena Alasan Ini, Indonesia Dorong Isu Transisi Energi Jadi Fokus Presidensi G20 FCBD Meetings Presidensi G20 Indonesia 2022 | Kredit Foto: Fajar Sulaiman

Dalam hal itu, Indonesia memiliki kesempatan untuk menarik dukungan internasional, terutama dari negara-negara maju, agar membantu mengembangkan program transisi energi melalui dukungan modal maupun alih teknologi untuk negara-negara berkembang.

Dengan demikian, Indonesia juga memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia mengenai dukungan penuhnya terhadap transisi energi global.

Capaian Transisi Energi Dalam hal capaian transisi energi menuju energi hijau dan energi baru terbarukan (EBT), Indonesia telah membuat beberapa kemajuan, salah satunya saat pemerintah Indonesia di COP26 menyetujui elemen-elemen dalam Pernyataan Global Transisi Energi Batu Bara ke Energi Bersih.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti kemungkinan penghentian penggunaan batu bara di Indonesia pada 2040, dengan dukungan internasional yang tepat.

Pada COP 26, Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi pembangkit listrik tenaga batu bara dan menghapuskan subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien secara bertahap.

Berdasarkan laporan tentang Prospek Transisi Energi Indonesia 2022 yang disampaikan oleh sebuah wadah pemikir di bidang energi dan lingkungan Institute for Essential Services Reform (IESR), Indonesia membuat terobosan di sektor ketenagalistrikan saat bergabung dengan Filipina dan Vietnam dalam Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism/ETM) Asian Development Bank (ADB).

Di bawah skema ETM, setidaknya sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas 9,2 gigawatt (GW) di Indonesia sampai saat ini telah diidentifikasi untuk pensiun dini. Proyek percontohan penghentian operasi di tiga PLTU batu bara dengan total kapasitas 1,77 GW diharapkan dapat dimulai pada 2022-2023.

Selain itu, laporan IESR itu menyebutkan sejauh ini ada 13 bank di Indonesia yang telah bergabung dalam inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia (IKBI). Pada kuartal I 2021, empat bank yang menjadi anggota IKBI telah mengucurkan total Rp30 triliun untuk proyek-proyek energi terbarukan. Pada ranah kebijakan dan peraturan, tanda kemajuan yang menggembirakan terlihat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: