Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekor Mulu Selama 13 Tahun, Dengan Modal Rp2 Triliun Hary Tanoe Sulap IATA Jadi Perusahaan Batu Bara

Tekor Mulu Selama 13 Tahun, Dengan Modal Rp2 Triliun Hary Tanoe Sulap IATA Jadi Perusahaan Batu Bara Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Selain itu adapula PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE) dan PT Arthaco Prima Energi (APE), keduanya ditargetkan untuk memulai produksi batubara dalam tahun ini.

Ditambah lagi, PT Energi Inti Bara Pratama (EIBP), PT Sriwijaya Energi Persada (SEP), PT Titan Prawira Sriwijaya (TPS), PT Primaraya Energi (PE), dan PT Putra Mandiri Coal (PUMCO) yang sedang disiapkan untuk beroperasi dalam satu atau dua tahun dari sekarang. Tujuh IUP dengan luas 64.191 ha ini memiliki estimasi total sumber daya sebesar lebih dari 1,4 miliar MT.

“Jadi nama perusahan berubah jadi MNC Energy Investments dan jadi investment holding dari yang paling besar adalah yang diakusisi yaitu BCR merupakan 9 IUP dengan total sumber daya 1,6 miliar metrik ton. Ini akan menjadi bisnis penting untuk mnc grup jadi akan dibesarkan sehingga akan dikembangkan bisnis batu bara end to end,” ungkap Hary.

Hary menyebut jika produksi BSPC dan PMC pada tahun 2021 mencapai 2,5 juta metrik ton, menghasilkan pendapatan sekitar USD 74,8 juta dengan EBITDA US$33 juta.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Pendapatan, MNC Studio Ambil Alih Platform Digital Milik MNCN

Pada periode sembilan bulan hingga September 2021, BCR berhasil mencatatkan pendapatan sebesar US$44,1 juta dengan EBITDA senilai US$20,4 juta.

Dengan asumsi akuisisi BCR oleh IATA terlaksana pada Januari 2021, laporan IATA untuk September 2021 akan menghasilkan pendapatan US$51,4 juta dengan EBITDA sebesar US$20,4 juta, daripada pendapatan sebesar US$7,2 juta dengan kerugian EBITDA USD 54,8 ribu.

Laporan asumsi laba rugi tersebut akan jauh lebih baik lagi untuk periode tahunan 2021 dan pastinya akuisisi BCR dinilai sangat bermanfaat bagi IATA.

“Diharapkan dengan kapasitas produksi 8 juta di 2022, di mana itu 3 kali lipat dari 2021 batu bara tidak berubah seperti saat ini yang jadi tahun terbaik bagi batu bara, mudah-mudahan kinerja pendapatan perserroan bisa meningkat 3 kali lipat lebih karena 8 juta itu 3 kali lipat lebih dari 2,5 juta metrik ton produksi tahun 2021.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: