Pelaku usaha perkebunan sawit diminta mempersiapkan diri menghadapi perubahan tantangan bisnis dari yang sebelumnya berkutat dengan pembukaan lahan baru dan kampanye negatif, menjadi peningkatan produktivitas, efisiensi industri, dan diversifikasi produk hilir.
Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin, mengatakan peningkatan produktivitas tanaman dan diversifikasi produk hilir harus dilakukan, menyusul semakin terbatasnya penambahan lahan. Pemerintah juga diperkirakan akan memperpanjang kebijakan moratorium lahan sawit baru.
“Tantangan industri sawit saat ini berubah menjadi peningkatan produktivitas, efisiensi industri, dan diversifikasi produk hilir, bukan hanya untuk pangan tapi juga untuk ragam Biofuel,” jelas Bustanul Arifin, yang merupakan juga Anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian, Kamis (10/2/2022) kemarin.
Baca Juga: Kemendag Perluas Kebijakan Lartas Terhadap Ekspor Produk Hilir Sawit
Sementara itu, semakin membaiknya penerimaan masyarakat terhadap produk sawit, tidak terlepas dari upaya perusahaan perkebunan. Saat ini perusahaan sudah mulai konsisten dalam menerapkan sistem budidaya yang memperhatikan keseimbangan lingkungan, mulai dari pelestarian hutan dan satwa hingga menggerakkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan operasional perusahaan.
Bustanul menjelaskan, dari potensi permintaan produk derivatif CPO juga terus menunjukkan peningkatan. Kebijakan pemerintah membatasi ekspor CPO dalam bentuk bahan mentah juga perlu direspons dengan meningkatkan produksi produk hilir, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor produk jadi.
“Diversifikasi produk hilir tidak hanya akan menambah pangsa pasar produk sawit di masyarakat, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk sawit. Perubahan ini pada akhirnya bisa menambah lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Bustanul.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: