Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengembangan Industri Sawit Jangka Panjang, Ini PR yang Perlu Diselesaikan

Pengembangan Industri Sawit Jangka Panjang, Ini PR yang Perlu Diselesaikan Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai, untuk mengembangkan industri kelapa sawit dalam jangka panjang, terdapat dua pekerjaan rumah (PR) yang perlu diselesaikan. Pekerjaan rumah yang dimaksud ialah peningkatan produktivitas dan pelaksanaan program peremajaan kebun sawit petani.

Wakil Ketua Umum Gapki, Togar Sitanggang, mengatakan bahwa saat ini sebanyak 40 persen lahan sawit di Indonesia dimiliki oleh petani rakyat secara mandiri atau swadaya dengan produktivitas rendah.

Baca Juga: Tantangan Bisnis Berubah, Perusahaan Sawit Diminta Bersiap

Rendahnya produktivitas kebun petani ini turut menekan produktivitas tanaman sawit rata-rata nasional sehingga berada jauh di bawah sejumlah negara lain, seperti Malaysia yang menjadi pesaing utama produk sawit Indonesia di pasar global.

Menurut Togar, kondisi ini menuntut adanya upaya jangka panjang yang perlu dilakukan oleh pemerintah. Salah satu yang bisa dilakukan ialah dengan menggencarkan program replanting atau program peremajaan tanaman secara besar-besaran di seluruh sentra pertanaman sawit Indonesia.

"Di sisi lain, memang upaya ini akan memangkas produksi sawit nasional dalam jangka pendek karena ada luasan tanam yang ditebang, tetapi penanaman kembali lahan sawit akan memberikan dampak jangka panjang," jelas Togar di Jakarta, Minggu (13/2).

Lebih lanjut dikatakan Togar, untuk petani mandiri yang tersebar di seluruh Indonesia biasanya akan efektif melalui program replanting yang dilakukan oleh Pemerintah. Namun, bagi petani plasma yang tergabung dengan perusahaan perkebunan, dapat dibantu oleh perusahaan kelapa sawit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: