Tuhan Pencipta Alam telah menciptakan tumbuhan/tanaman di permukaan bumi yang berkemampuan membersihkan udara bumi dari sampah karbon yang kita buang setiap hari. Tanaman tersebut merupakan paru-paru lingkungan dan ekosistem.
"Karena itu, tanaman harus dikembangkan, dirawat, dan dilestarikan agar paru-paru itu lestari," catat laporan PASPI, dikutip Selasa (15/2/2022).
Baca Juga: Inovasi dari Sawit, Pengembangan Paling Banyak oleh Negara Mana?
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang diciptakan Tuhan sebagai bagian dari paru-paru lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian Henson (1999) ditemukan bahwa setiap hektare kebun sawit mampu menyerap sekitar 161 ton karbondioksida setiap tahun dari udara bumi dan menghasilkan sekitar 18 ton oksigen ke udara bumi untuk dihirup ketika bernapas.
"Makin luas dan makin tinggi produktivitas kebun sawit, makin meluas dan makin besar kapasitas paru-paru lingkungan tersebut," catat laporan PASPI.
Dengan peran sebagai paru-paru lingkungan yang demikian, kita perlu merawat kebun-kebun sawit yang kita miliki. Merawat kebun-kebun sawit berarti juga merawat paru-paru lingkungan.
Dalam laporan PASPI disebutkan, merawat kebun sawit dapat dilakukan sesuai dengan peran kita masing-masing. Sebagai petani sawit, memelihara kebun sawit dapat dilakukan dengan menerapkan GAP dalam kegiatan budi daya di kebun. Sebagai pemerintah, cara merawat paru-paru tersebut ialah dengan mengeluarkan kebijakan yang kondusif bagi tumbuh-berkembangnya kebun-kebun sawit di Indonesia.
Sementara bagi akademisi/peneliti, kontribusi perawatan kebun sawit sebagai paru paru lingkungan ialah melalui pengembangan teknologi dan manajemen yang diperlukan untuk tumbuh berkembangnya kebun-kebun sawit.
Sebagai masyarakat umum, mengonsumsi produk-produk dari sawit seperti minyak goreng, margarin, sabun, dan lain-lain, merupakan bagian dari cara merawat paru-paru lingkungan yang ada pada kebun-kebun sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: