Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Sawit, Daerah Terbelakang Jadi Pusat Pertumbuhan Baru

Karena Sawit, Daerah Terbelakang Jadi Pusat Pertumbuhan Baru Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jika saat ini daerah-daerah sentra perkebunan sawit di Indonesia sudah menjadi maju, pada awalnya merupakan daerah terbelakang dan terisolasi. Hal ini masih dapat dilihat jika pergi ke daerah-daerah pengembangan baru kebun sawit seperti di Sumatera, Kalimantan, maupun Sulawesi.

Sebagai kegiatan pionir di daerah terbelakang dan terisolasi, pembangunan perkebunan kelapa sawit tentunya memerlukan investasi besar karena harus memulai dari nol. Misal, membangun jalan dan jembatan, sekolah, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial, dan lain sebagainya.

Baca Juga: CPOPC Resmi Luncurkan Prinsip Kerangka Kerja Global Sawit Berkelanjutan

"Evolusi perkembangan daerah pinggiran tersebut setelah investasi sawit masuk, secara bertahap akan terjadi pertumbuhan desa-desa baru, kecamatan baru, bahkan kota kabupaten baru dan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru," catat laporan PASPI. 

Melansir laporan PASPI pada Rabu (16/2/2022), kawasan-kawasan pedesaan seperti Sungai Bahar (Jambi), Sungai Pasar dan Lipat Kain (Riau) yang dulu terbelakang kini menjadi pusat pertumbuhan baru yang berbasis minyak sawit. Demikian juga, Pematang Panggang dan Peninjauan (Sumatera Selatan), Arga Makmur (Bengkulu), Paranggean (Kalimantan Tengah) yang sebelumnya terbelakang kini berubah menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Seperti dicatatkan laporan PASPI, pada tahun 2014 lalu, sekitar 50 sentra perkebunan sawit telah dikukuhkan Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja sebagai kawasan pertumbuhan baru di pedesaan.

"Evolusi perkembangan desa-desa terbelakang yang demikian menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis minyak sawit sedang berlangsung di 190 kabupaten di Indonesia," catat laporan PASPI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: