Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mind ID Raih Pendapatan Hingga Rp63,8 Triliun Sepanjang 2021

Mind ID Raih Pendapatan Hingga Rp63,8 Triliun Sepanjang 2021 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 tidak terlalu membuat pendapatan dari Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan atau Mind ID tertekan. Hal ini terlihat dari pendapatan hingga September 2021 sebesar Rp63,8 triliun atau meningkat 34,9 secara tahunan, year to date (YTD).

Direktur Utama Mind ID Hendi Prio Santoso mengatakan, hal serupa juga terjadi pada EBITDA yang meningkat sebesar 179,4 persen menjadi Rp19,8 triliun.

Baca Juga: Mind ID Lakukan Pemetaan Ulang dengan Manajemen Baru

"Laba bersih juga naik hampir 800 persen dibanding tahun sebelumnya Rp9,82 triliun, dari sisi ratio return on equity (ROE) alhamdullilah lebih tinggi hampir 600 persen (594,2 persen) dibanding tahun lalu menjadi 15,74 persen," ujarnya.

Hendi mengatakan, EBITDA margin juga mengalami peningkatan sebesar 107,1 persen menjadi 31,03 persen dan net profit margin juga meningkat sebesar 618,7 persen menjadi 15,38 persen hingga September 2021.

Sementara itu, untuk aset perseroan menjadi Rp202 triliun atau naik 1,6 persen, sedangkan kas dan setara kas menjadi Rp37,1 triliun atau lebih rendah 23,1 persen.

"Utang berbunga alhamdullilah juga turun ke Rp94,2 triliun atau 12,7 persen ytd 2020, sedangkan untuk Net to EBITDA alhamdullilah sudah turun signifikan dibandibg ytd 2020 turun 70 persen menjadi 2,3 kali. Secara ekuitas juga tinggi menjadi Rp82,8 triliun, sedangkan debt to equity ratio alhamdullilah masih dalam rasio sehat di level 1,1 kali atau turun 24 persen ytd 2020," jelasnya.

Hendi melanjutkan, dari sisi produksi perseroan di bawah Mind ID juga mencatatkan hasil positif seperti batu bara yang mencatatkan kenaikan hingga 18 persen dibanding 2020 menjadi 22,9 juta ton.

Kemudian, Feronikel sama di posisi 19,1 ribu ton, emas meningkat menjadi 994 ribu onz atau lebih tinggi 61 persen, sedangkan tembaga mencatatkan kenaikan 76 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 957 juta pouns.

"Bauksit lebih tinggi 5 persen menjadi 1,4 juta ton, alumunium juga naik 2 persen menjadi 185 ribu ton, bijih nikel naik hampir 150 persen menjadi 8,304 ribu ton, sedangkan yang mencatat penurunan dari sisi timah lebih rendah 48 persen dari tahun sebelumnya 17,9 ribu ton dan juga nikel matte 48 ribu ton lebih rendah 14 persen dari tahun sebelumnya," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: