Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengagumi Pesona Ekowisata Mangrove di Karangsong

Mengagumi Pesona Ekowisata Mangrove di Karangsong mangrove | Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Indramayu -

Sejauh mata memandang hanya hamparan mangrove menghijau menjadi penyejuk mata di siang yang cukup terik di kawasan ekowisata Karangsong di pesisir pantai Indramayu, Jawa Barat. Lalu ribuan burung ibis dan berbagai jenis lainnya beterbangan riang menyambut rombongan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) IV Cilacap bersama Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji dan Forkopimda, akhir Januari lalu.

Rombongan dari Cilacap didampingi Bupati Indramayu, Nina Agustina dan manajemen PT KPI RU VI Balongan tiba di dermaga ekowisata mangrove Karangsong usai membelah perairan pantai Karangsong selama sekitar 10 menit. Tiba di dermaga ekowisata, rombongan diajak menyusuri tracking di area hutan mangrove seluas 20 hektar itu.

Baca Juga: Menteri LHK Siti Nurbaya Upayakan Pengendalian Perubahan Iklim dari Ekosistem Mangrove

Menurut GM PT KPI RU VI Balongan, Diandoro Arifin, ekowisata mangrove Karangsong merupakan salah satu upaya Pertamina bersama masyarakat dalam pemulihan kawasan pesisir dari bencana abrasi pada tahun 2000-an. “Desa Karangsong saat itu mengalami bencana abrasi yang cukup parah mengakibatkan tergerusnya lahan tambak warga,” jelasnya. 

Lanjut dia, sebagai implementasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) pihaknya fokus pada pemulihan lingkungan bersama kelompok Pantai Lestari merintis sejak 2008 dengan penanaman mangrove. “Hutan mangrove menjadi kawasan wisata dan pembelajaran sejak diresmikan Menteri Lingkungan Hidup pada 2015. Selain untuk pengamanan tambak dari abrasi, ekowisata ini juga berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat,” ujar Diandoro.

Diantaranya dengan pendirian Rumah Berdikari sebagai wadah kerajinan dan makanan khas Indramayu, pendidikan lingkungan hidup tematik mangrove, pengembangan inovasi olahan mangrove dan lain-lain. “Melalui program integrated mangrove, kami melakukan upaya konservasi, peningkatan ekonomi dan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup sejak dini,” imbuh Diandoro. 

Bupati Nina Agustina menambahkan, Indramayu memiliki garis pantai sepanjang 147 km dan terdapat sumber daya alam yang menjadi sektor unggulan, seperti mangrove dan konservasi makhluk hidup di dalamnya mulai burung-burung dan binatang lainnya. "Dengan kunjungan Bupati Cilacap dan rombongan PT KPI RU IV Cilacap ini menjadi semangat bagi kami untuk terus mengembangkan ekowisata mangrove,” katanya.

Senada Bupati Tatto Suwarto Pamuji menerangkan kunjungan ini menjadi media pembelajaran secara langsung pengelolaan mangrove Karangsong lengkap dengan program pendukungnya. “Cilacap juga memiliki Kolak Sekancil (Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap) binaan PT KPI RU IV Cilacap. Apa yang kami dapatkan dari kunjungan ini menjadi kaji banding dan penerapannya disesuaikan dengan kondisi di Cilacap,” ungkapnya.

Pjs GM PT KPI RU IV Cilacap, Arief Budiyanto menegaskan banyak pelajaran penting dari kunjungan langsung ke ekowisata mangrove Karangsong yang sangat bermanfaat untuk pengembangan Kolak Sekancil. “Ilmu dari Karangsong menjadi tambahan referensi untuk Kolak Sekancil dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dan ciri khas di masing-masing daerah. Tujuan kita sama-sama mendukung program pemerintah, menjaga alam melalui konservasi mangrove, dan pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: