Produsen tahu dan tempe se pulau Jawa kompak akan melakukan mogok produksi pada 21 hingga 23 Februari mendatang akibat lonjakan harga kedelai yang cukup intens beberapa bulan terakhir.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan mogok tersebut akibat keluhan sejak beberapa bulan terkait harga kedelai yang belum direalisasikan sampai dengan saat ini.
Baca Juga: Lonjakan Harga Kedelai, Pengusaha Tahu Tempe : Kita Akan Mogok Produksi
"Mogok ini akibat keluhan kita sejak Desember sampai saat ini tidak direalisasi oleh pemerintah, yaitu supaya harga kedelai tidak naik setiap hari, tapi satu bulan sekali atau tiga bulan sekali," ujar Aip saat dikonfirmasi WartaEkonomi, Jumat (18/2/2022).
Aip mengatakan, dengan harga kedelai saat ini yang telah menyentuh angka Rp11 ribu membuat produsen tahu dan tempe mengalami kerugian.
Sebagai contoh, harga kedelai tersebut per kilo gram dan dimasak menjadi memuai sehingga produk jadi yang dapat dijual hanya berkisar antara Rp10 hingga Rp12 ribu.
"Jadi kalau bicara untung itu pas-pasan betul, hanya sekedar untuk makan. Padahal dari kedelai menjadi tempe atau tahu itu perlu dimasak, perlu dibersihkan, mesti ada tenaga kerja dll, itu jadi sekarang kalau harganya tempe tahu masih 10 ribu sedangkan harga kedelainya saja sudah 11 ribu bagaimana? kan jelas rugi," ujarnya.
Dihubungi secara terpisah, Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia DKI Jakarta H Sutaryo mengatakan produsen tahu dan tempe se Jabodetabek akan melakukan demo dengan tidak memproduksi bahan makan sumber protein nabati.
"Intinya mogok 21, 22, dan 23 Februari itu karena tukang tempe tahu sudah engga tahan dengan fluktuasi harga kedelai hampir setiap hari naik," ujar Sutaryo.
Sutaryo mengatakan terhitung sejak Januari 2021 harga kedelai masih berada dalam kisaran Rp9 ribu sementara saat ini sudah menyentuh angka Rp11,300.
"Januari 2021 Rp9 ribu terus gerak dan dipertengahan 2021 Rp10 ribu dan sekarang Rp11,300," ujarnya.
Akibat fluktuasi harga tersebut menyebabkan produsen tahu dan tempe mengalami kesulitan dalam menentukan harga jual ke masyarakat.
Pasalnya, kenaikan yang terjadi setiap hari membuat bingung produsen dalam menentukan harga jual yang pasti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Alfi Dinilhaq