Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Festival Tunas Bahasa Ibu, Kemendikbudristek Gandeng Bayu Skak hingga Sule Lestarikan Bahasa Daerah

Festival Tunas Bahasa Ibu, Kemendikbudristek Gandeng Bayu Skak hingga Sule Lestarikan Bahasa Daerah Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) sebagai upaya menggencarkan revitalisasi bahasa daerah yang menyasar generasi muda.

Dalam pelaksanaannya,festival ini melibatkan partisipasi guru pendamping, pegiat bahasa daerah, dan pemerintah daerah. Kemendikbudristek juga menggandeng publik figur seperti komedian Bayu Skak dan Sule, hingga penulis novel Dewi Lestari.

Baca Juga: Lebih Transparan, Kemendikbudristek Sebut Laporan Dana Bos Bakal Gunakan Aplikasi ARKAS

Festival ini merupakan media apresiasi kepada para peserta program revitalisasi bahasa daerah yang dilakukan secara berjenjang mulai dari sekolah atau komunitas belajar di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.  Selain itu, FTBI dilaksanakan sebagai upaya mewujudkan toleransi kebinekaan di Indonesia. 

“Festival Tunas Bahasa Ibu merupakan puncak dari revitalisasi bahasa daerah,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas: Revitalisasi Bahasa Daerah, yang berlangsung secara daring, Selasa (22/2/2022). 

“Kebinekaan adalah kekayaan terpenting yang kita punya. Itu harus kita rayakan dan sosialisasikan. Salah satunya dengan FTBI ini,” kata Nadiem.  

Lebih lanjut disampaikan Menteri Nadiem, ada tujuh macam kompetisi dan acara yang bisa diikuti generasi muda dalam FTBI, yaitu membaca dan menulis aksara daerah; menulis cerita pendek; membaca dan menulis puisi; mendongeng; pidato; tembang tradisi; dan komedi tunggal (stand up comedy). 

“Jadi acara ini benar-benar variatif dan juga kekinian jenis kompetisinya, sehingga menjadi suatu hal yang bukan hanya untuk melindungi dan merestorasi, tapi juga untuk masuk ke abad yang baru bagi para milenial,” ungkapnya.  

Festival Tunas Bahasa Ibu diharapkan dapat memberikan akses bagi para partisipan sehingga nantinya akan semakin bangga menggunakan bahasa daerah. 

“Ini merupakan paradigma yang harus kita dorong ke masyarakat,” imbuh Menteri Nadiem.  

Pada peluncuran Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas: Revitalisasi Bahasa Daerah hadir Jessica Purboyo, Bintang Sri Bawono, dan Afifah Al Hafizah Syam yang merupakan perwakilan pemenang FTBI tahun 2021. Ketiga pelajar ini berkesempatan untuk berbincang santai dengan Mendikbudristek tentang pengalaman mereka mengikuti FTBI.  

Bagi Jessica, melalui FTBI ia dapat menunjukkan kepedulian dan rasa cintanya terhadap eksistensi Bahasa Ibu. 

“Saya senang ikut Festival Tunas Bahasa Ibu dan ini menjadi pengalaman yang tidak terlupakan,” ujar siswi SMP Negeri 1 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat itu dengan bangga.  

Afifah Al Hafizah Syam, siswi SD Negeri 5 Ballo, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, merasa senang dan punya banyak teman baru saat mengikuti FTBI. Siswi yang sering menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya ini juga mengajak agar selalu melestarikan bahasa daerah. 

“Jangan malu berbahasa daerah, lestarikan bahasa daerah karena bahasa daerah saya bisa tampil di sini dan berbicara bersama mas Menteri,” ungkap Juara Lomba Pidato Bahasa Daerah untuk tingkat Sekolah Dasar ini penuh semangat.  

Bintang Sri Bawono, siswa SMP Negeri 1 Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, juga merasa bangga dan bersyukur bisa mengikuti program revitalisasi bahasa daerah. Siswa peraih juara 1 dalam lomba pidato bahasa Jawa Tahun 2021 ini juga mengajak masyarakat bangga menggunakan bahasa daerah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: