Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Mendapat Dukungan dari Sekutu Dekat, Kubu Barat Bisa Ngamuk-ngamuk

Rusia Mendapat Dukungan dari Sekutu Dekat, Kubu Barat Bisa Ngamuk-ngamuk Kredit Foto: New York Times/Sergei Savostyanov
Warta Ekonomi, Moskow -

Rusia mendapat dukungan penuh dari Suriah yang merupakan sekutu dekat terkait pengakuan terhadap 2 wilayah yang memisahkan diri di Ukraina Timur.

Dukungan itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad, yang dikutip oleh TV pemerintah Suriah, Selasa (22/2/2022). 

Baca Juga: Rusia-Ukraina Memanas Bikin Harga Minyak Mentah Dunia Melesat Tembus Hampir USD 100 per Barel

"Suriah mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengakui republik Luhansk dan Donetsk," kata Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad dalam sebuah acara di Moskow.

Dia juga menyoroti langkah Amerika Serikat dan Eropa mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia lantaran pengakuan tersebut.

"Apa yang dilakukan Barat terhadap Rusia mirip dengan apa yang mereka lakukan terhadap Suriah selama perang teroris," kata Mekdad.

Suriah telah menjadi sekutu setia Moskow sejak Rusia meluncurkan kampanye militer di Suriah pada 2015.

Keterlibatan Rusia membantu mengubah gelombang perang saudara yang mendukung Presiden Bashar al-Assad.

Putin sendiri pada sebuah pidato yang dramatis di hari Senin membuat kubu barat gempar dengan mengaku kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk.

Pemimpin Rusia itu tampaknya tak peduli jika langkahnya  dapat memicu sanksi besar-besaran dari Amerika Serikat dan sekutunya.

"Saya percaya perlu untuk mengambil keputusan yang sudah lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," katanya.

Pernyataan Putin sontak membuat AS dan sekutu baratnya bereaksi keras. 

Para diplomat barat mengatakan pada AFP bahwa pihaknya mendesak PBB menggelar pertemuan darurat pada Senin malam.

“Negara-negara di balik permintaan pertemuan itu, berdasarkan surat dari Ukraina kepada PBB, juga termasuk Inggris, Irlandia dan Albania,” kata sumber yang sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: