Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pukul Lebih Keras Rusia, Baku Tembak Akhirnya Pecah di Donetsk dan Luhansk

Pukul Lebih Keras Rusia, Baku Tembak Akhirnya Pecah di Donetsk dan Luhansk Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia merusak upaya perdamaian dengan membuat konsesi teritorial. Setelah memimpin pertemuan dewan keamanan negaranya, Zelensky menuduh Rusia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina. Dengan demikian, Moskow telah melanggar kesepakatan damai yang dikenal sebagai Perjanjian Minsk untuk mengakhiri konflik separatis di Ukraina timur. 

“Kami berkomitmen pada jalan damai dan diplomatik. Namun, kami berada di tanah kami sendiri. Kami tidak takut pada apa pun dan siapa pun. Kami tidak berutang apa pun kepada siapa pun, dan kami tidak akan memberikan apa pun kepada siapa pun,” ujar Zelensky.

Baca Juga: Sinyal Perang Rusia-Ukraina Membara, Rupiah Nasibnya Paling Nahas!

Zelensky menyerukan pertemuan puncak darurat para pemimpin Ukraina, Rusia, Jerman, dan Prancis. Dia juga mendesak sekutu Ukraina untuk mengambil tindakan terhadap Rusia.

“Kami mengharapkan langkah-langkah dukungan yang jelas dan efektif dari mitra kami. Sangat penting untuk melihat siapa teman dan mitra sejati kita, dan siapa yang akan terus menakuti Federasi Rusia dengan kata-kata,” kata Zelensky.

Langkah Putin mendapatkan kutukan keras dari Amerika Serikat, Inggris, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Turki, dan beberapa negara Eropa lainnya. Ketegangan telah meningkat secara dramatis di Ukraina timur dengan pelanggaran gencatan senjata, beberapa insiden penembakan, dan evakuasi warga sipil dari wilayah Donetsk dan Luhansk yang pro Rusia.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang kegiatan ekonomi antara individu AS dan dua wilayah yang memisahkan diri serta pro Rusia di Ukraina timur. Gedung Putih mengatakan, pengiriman pasukan militer ke Donetsk dan Luhansk adalah intervensi sebagai sekutu untuk melindungi mereka dari Ukraina.

“Kami telah mengantisipasi langkah seperti ini dari Rusia dan siap untuk segera merespons,” kata Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki.

Psaki mengatakan, Presiden Biden akan segera mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang investasi, perdagangan, dan pembiayaan baru oleh orang-orang AS dari dan ke wilayah Donetsk dan Luhansk. Perintah itu juga akan memberikan wewenang untuk menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang bertekad untuk beroperasi di wilayah itu.

Biden sebelumnya mengadakan pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih dan melakukan panggilan telepon selama 35 menit dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Biden juga melakukan panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menawarkan dukungan defensif dalam panggilan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Johnson mengatakan, solusi diplomatik harus diupayakan hingga detik terakhir.

Dalam panggilan telepon itu, Johnson mengatakan kepada Zelensky bahwa dia yakin invasi Rusia adalah kemungkinan nyata yang akan terjadi dalam waktu dekat. Johnson mengutuk langkah Vladimir Putin yang mengakui wilayah Donetsk dan Luhansk sebagai negara bagian yang merdeka di Ukraina timur.

Menurut dia, langkah itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas Ukraina. Dia memastikan, Inggris akan segera menerapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

“Kami akan segera menerapkan paket sanksi ekonomi. Saya harus tekankan, ini merupakan sanksi ekonomi pertama Inggris kepada Rusia. Sebab, seperti yang saya khawatirkan, kami memprediksi akan ada perilaku tidak logis Rusia lainnya yang akan datang,” ujar Johnson.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: