Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polemik Analogi Pengeras Suara Masjid dengan Gonggongan Anjing, Kapitra PDIP: Menag Harus Diganti!

Polemik Analogi Pengeras Suara Masjid dengan Gonggongan Anjing, Kapitra PDIP: Menag Harus Diganti! Kredit Foto: Instagram/Kapitra Ampera
Warta Ekonomi, Bogor -

Pernyataan kontroversi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut yang dianggap menyamakan azan dengan suara gonggongan anjing membuat banyak tokoh publik berkomentar. Belakangan Politisi PDIP, Kapitra Ampera bahkan ikut buka suara terkait polemik itu.

Kapitra menyebut Menag seperti Yaqut harus segera dievaluasi bahkan diganti lantaran dinilai sudah keterlaluan dan tak cerdas.

Baca Juga: Kemenag Sibuk Ngurusin Pengeras Suara Masjid, Cak Imin Nggak Basa-basi: Pemerintah Nggak Usah Ngatur

“Saya melihat bahwa harusnya presiden mengevaluasi, Menteri Agama seperti ini harus diganti. Harus diganti!” tegas Kapitra, dikutip dari terkini.id--Jaringan Suara.com, Jumat (25/2/2022).

Kapitra mengaku khawatir jika terus menerus dibiarkan tanpa evaluasi kelakuan Gus Yaqut bisa menimbulkan resistansi dan perlawanan dari masyarakat secara masif.

“Ini menyangkut hal-hal yang sangat mendasar dari basic human right,” kata Kapitra.

Menurut Kapitra, seharusnya Gus Yaqut sebagai pejabat negara bisa menjaga pernyataan-pernyataannya. Terlebih, pernyataan Kapitra belum lama ini dinilai membuat gaduh dan resah masyarakat.

“Kalau (disandingkan) dengan binatang, suara azan itu dianalogikan dengan binatang ini kebangetan ya, ini enggak cerdas. Sebagai Menteri Agama, ini membuka konfrontasi dengan umat Islam.”

Sementara itu, sebelumnya Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag, Thobib Al Asyhar, menyebut bahwa Menag Yaqut tidak pernah membandingkan azan dengan gonggongan anjing saat berbicara di Riau.

“Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara,” tegasnya.

Baca Juga: PKB Minta Menag Yaqut Jangan Bikin Gaduh: Tolong Urus yang Substansial!

Kata Thobib, sebenarnya Gus Yaqut ingin menjelaskan kehidupan yang plural diperlukan toleransi. Ia menyebutkan bahwa Menag Yaqut ingin ada pedoman bersama agar harmoni tetap terawat dengan baik di masyarakat, termasuk tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apa pun yang bisa membuat tidak nyaman.

Dalam penjelasan itu, tutur Thobib, Gus Yaqut memberi contoh sederhana tentang gonggongan anjing dan tidak dalam konteks membandingkan satu dengan lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: