Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Tips untuk Pancing Anak Muda Tertarik Masuk ke Ekosistem Pertanian

Begini Tips untuk Pancing Anak Muda Tertarik Masuk ke Ekosistem Pertanian Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tantangan terbesar sektor pertanian adalah kurangnya minat anak muda untuk berpartisipasi dalam ekosistem pertanian. Padahal, partisipasi anak muda dibutuhkan guna mendukung keberlanjutan dari sektor pertanian.

Dalam workshop BPDPKS bertajuk "Promosi Digitalisasi dan Hilirisasi Produk Sawit Skala UKMK" yang dipantau secara virtual, Rabu (2/3/2022), Deeng Sanyoto selaku Head of Tani Academy TaniHub Group menjelaskan bahwa jika diprioritaskan, masalah besar petani Indonesia adalah tidak ada anak muda yang mau jadi petani. Menurutnya, ini merupakan hal yang memprihatinkan.

Baca Juga: Seknas Jokowi: Perlu Terobosan Kebijakan Pertanian Untuk Hasilkan Produktivitas Keledai Nasional

Guna mengatasi hal ini, Deeng menilai perlu adanya upaya untuk mengubah pola berpikir anak muda terhadap pertanian. "Kita ubah mindset mereka bahwa bertani itu kotor dan paradigma-paradigma lain yang kurang baik itu akan hilang. Kita jadikan agrikultur itu sebagai sesuatu yang keren dengan ekosistem yang coba dikembangkan," jelasnya.

Dia mencontohkan, pihaknya sempat berkolaborasi dengan petani-petani urban di Jakarta yang menanam dengan metode hidroponik. Kemudian, hasil panen ini dikumpulkan oleh ibu-ibu maupun anak muda yang terlibat dalam kelompok itu untuk dijual ke pasar. Hasil panen yang tidak terjual kemudian dijadikan bisnis katering yang juga dipasarkan di media sosial.

Selain itu, bisnis katering tersebut juga mempekerjakan para pemulung sebagai tenaga kerja tambahan ketika mereka kekurangan tenaga. Dengan begitu, ekosistem pertanian itu tidak hanya memberikan dampak bisnis, tetapi juga dampak sosial.

"Jadi, mereka membuat ekosistem dari hulu sampai hilir yang punya bisnis profit yang melibatkan berbagai skill set dan knowledge yang akhirnya tidak hanya menciptakan business impact, tetapi juga social impact. Model bisnis seperti ini yang kalau bisa diterapkan, ini anak muda akan senang sekali," tutur dia.

Terlebih, lanjut dia, generasi muda khususnya kalangan milenial lebih menyukai sistem bekerja yang melibatkan kolaborasi. "Itu sudah jadi mindset mereka. Jadi, gambaran tadi itu sebagai contoh membangun pertanian yang lebih integrited, melibatkan semua orang dengan berbagai knowledge," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: