Apple, Netflix, TikTok Menyerang Balik Konten Media Pemerintah Rusia, Begini Isinya
Beberapa bisnis Hollywood dan Silicon Valley terkemuka menjauhkan diri dari program negara Rusia di tengah kekhawatiran tentang proliferasi propaganda Rusia dan disinformasi seputar invasi ke Ukraina.
Apple, Netflix, TikTok, dan perusahaan induk Facebook, Meta, adalah perusahaan media Amerika Serikat terbaru yang merespons krisis di Eropa Timur, tulis Los Angeles Times.
Baca Juga: Prajurit Rusia Kirim Pesan ke Orang Tua Sebelum Dibunuh dalam Invasi: Ibu Aku Takut
Netflix, yang terdaftar sebagai layanan audiovisual di Rusia pada bulan Desember, diharapkan mematuhi undang-undang yang mengharuskan layanan streaming untuk membawa 20 saluran televisi federal Rusia, termasuk Channel One dan program dari Gereja Ortodoks Rusia di Rusia, menurut Waktu Moskow. Outlet tersebut melaporkan pada 21 Desember bahwa undang-undang tersebut akan memengaruhi Netflix pada bulan Maret.
Pada Senin (28/2/2022), Netflix mengatakan tidak akan mengikuti aturan tersebut.
“Mengingat situasi saat ini, kami tidak memiliki rencana untuk menambahkan saluran ini ke layanan kami,” kata Netflix dalam sebuah pernyataan.
Apple pada hari Selasa mengatakan menghentikan semua penjualan produk di Rusia dan membatasi Apple Pay dan layanan lainnya di negara tersebut. Di luar Rusia, outlet berita RT dan Sputnik, yang secara luas diyakini dikendalikan oleh pemerintah Rusia, tidak lagi tersedia untuk diunduh di App Store. Apple mengatakan juga telah menonaktifkan insiden lalu lintas di Apple Maps di Ukraina.
"Kami sangat prihatin dengan invasi Rusia ke Ukraina dan mendukung semua orang yang menderita akibat kekerasan tersebut," kata Apple dalam sebuah pernyataan. “Kami akan terus mengevaluasi situasi dan berkomunikasi dengan pemerintah terkait tentang tindakan yang kami ambil. Kami bergabung dengan semua orang di seluruh dunia yang menyerukan perdamaian.”
Dukungan dari bisnis AS ke Ukraina datang pada saat sentimen publik terhadap invasi Rusia tetap kuat dan mata uang Rusia terus menurun nilainya terhadap dolar.
"Ini adalah kecaman global atas apa yang telah dilakukan Rusia," kata Rob Enderle, analis utama di perusahaan jasa penasihat Enderle Group. “Optik untuk secara aktif menjual di negara yang sekarang sangat dibenci mungkin akan lebih merusak merek mereka daripada penjualan yang baik bagi mereka.”
Beberapa perusahaan lain juga telah mengambil tindakan terhadap outlet yang berafiliasi dengan Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto