Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Bom Vakum Pengisap Oksigen dan Bagaimana Daya Perusaknya?

Mengenal Bom Vakum Pengisap Oksigen dan Bagaimana Daya Perusaknya? Sebuah rudal balistik antarbenua Yars Rusia diluncurkan selama latihan oleh pasukan nuklir di lokasi yang tidak diketahui di Rusia, dalam gambar diam ini diambil dari video yang dirilis 19 Februari 2022. | Kredit Foto: Reuters/Russian Defence Ministry

Terutama dua negara adidaya saat itu, Uni Sovyet dan Amerika Serikat berlomba mengembangkannya. Akibat desainnya yang memiliki daya perusak yang cukup hebat, bom vakum atau juga disebut bom aerossol ini, dijulukibom atom negara miskin.

Tapi selain kedahsyatan dan kengerian efek perusaknya, bom vakum juga punya kelemahan. Karena memerlukan oksigen untuk meledak hingga dijuluki peledak udara-bahan bakar, bom ini tidak efektif jika digunakan di bawah air, pada ketinggian tertentu atau pada saat cuaca buruk.

Bom ini efektif digunakan untuk menghancurkan bangunan atau infrastruktur di ruang terbuka, seperti gedung perkantoran, markas militer, gudang senjata atau juga apartemen di kawasan pemukiman. Bom vakum juga efektif digunakan menyasar target di dalam gua, bunker perlindungan dan sejenisnya.

Apakah sebelumnya bom ini pernah digunakan?

Bom yang bisa ditembakkan dari kendaraan pelontar rudal di darat atau dari pesawat tempur ini, seperti dari pelontar rudal Rusia TOS-A1, sudah berulang kali digunakan dalam perang. Dua negara yang tercatat memiliki bom vakum dalam jumlah signifkan dan menggunakannya dalam perang adalah Rusia dan Amerika Serikat.

Rusia dituduh menggunakan bom vakum ini dalam perang di Chehnya tahun 1990-an. Juga penguasa Suriah, dituduh menggunakan bom vakum dalam perang di Allepo tahun 2016. Tudingan terbaru kepada Moskow, adalah penggunaan bom vakum ini dalam perang di Ukraina tahun 2022 ini.

Sementara Amerika Serikat diduga menggunakan bom vakum semacam itu tahun 1970-an dalam perang Vietnam. Setelah itu di Afganistan tahun 2002 untuk menghancurkan jaringan gua tempat persembunyian milisi Taliban dan Al Qaeda di kawasan sekitar Gardez di selatan Afganistan. Itu sebabnya bom vakum juga disebut "bom penghancur bunker”

AS juga menggunakan bom yang dijuluki"Induknya semua bom” itu pada tahun 2017 untuk menghancurkan kawasan pertahanan Islamic State di Afganistan. Tentara Amerika ketika itu menggunakan pesawat terbang untuk membombardir kawasan kubu ISIS.

Konvensi Jenewa sebetulnya tidak secara eksplisit melarang penggunaan bom semacam itu dalam pertempuran yang menarget sasaran militer. Namun jika digunakan menarget sasaran sipil, pelakunya bisa didakwa melakukan kejahatan perang dan diseret ke mahkamah kejahatan internasional. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: