Dua Dekade Otonomi Daerah, Kemendagri Uraikan Kemajuan dan Perubahan yang Telah Dicapai
Di lain sisi, Arya menyadari masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Hal tersebut seperti tingkat kesenjangan yang masih tinggi. Dia mencontohkan, daerah-daerah yang di masa silam memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, saat ini masih konsisten tinggi. Sebaliknya, daerah yang dulu pertumbuhan ekonominya rendah, sekarang masih tetap sama.
“Contoh Jakarta tahun 1999 pertumbuhan ekonomi tinggi, kini 20 tahun setelahnya tetap tinggi. Begitu juga daerah yang pertumbuhan ekonomi rendah 20 tahun kemudian tetap rendah,” kata Arya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Herman N. Suparman mengatakan dalam rangka melakukan refleksi 20 tahun pelaksanaan otonomi daerah, KPPOD meluncurkan tiga buku. Buku-buku tersebut yakni Janji Otonomi Daerah: Perspektif Otonomi; Empat Wajah Desentralisasi: Membaca Dekade Kedua Otonomi Daerah di Indonesia; serta Otonomi Daerah: Gagasan dan Kritik (Refleksi 20 Tahun KPPOD).
Ketiga karya tersebut diharapkan dapat menyumbang dan berkontribusi terhadap penguatan serta penyempurnaan otonomi daerah di masa mendatang.
“Harapannya, buku-buku tersebut menjadi materi penting dalam membangun dan memperkuat otonomi daerah sekaligus mendorong kesadaran publik terkait pembangunan daerah ke depan,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: