Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketimpangan Gender Masih Ada, Menteri PPPA Ajak Sektor Swasta Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan

Ketimpangan Gender Masih Ada, Menteri PPPA  Ajak Sektor Swasta Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan Kredit Foto: Kementerian PPPA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam momentum peringatan Hari Perempuan Internasional, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengajak dunia usaha dan sektor swasta untuk turut mendukung percepatan pencapaian kesetaraan gender di Indonesia. 

“Marilah di momentum Hari Perempuan Internasional ini kita dobrak kepercayaan-kepercayaan lama yang membatasi ruang gerak publik perempuan melalui aksi nyata perempuan dalam pembangunan. Marilah kita bergandengan tangan dan menatap satu tujuan bersama, yaitu dunia yang setara, demi kesejahteraan untuk semua,” ujar Menteri PPPA dalam Ring the Bell for Gender Equality 2022 dengan tema “Kesetaraan Gender Hari Ini untuk Hari Esok yang Berkelanjutan” secara hybrid, Rabu (9/3/2022). 

Baca Juga: Tingginya Kasus Kekerasan pada Anak, Risma Keluarkan SE Mensos yang Disambut Baik Menteri PPPA

Menteri PPPA menyebutkan, data masih menggambarkan adanya ketimpangan gender dalam berbagai aspek, mulai dari akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumber daya pembangunan belum setara dirasakan oleh perempuan. Perempuan juga masih mengalami stigmatisasi, diskriminasi, subordinasi, marginalisasi, bahkan kekerasan 

 “Hal ini kemudian diperparah dengan adanya pandemi Covid-19,” imbuhnya. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statiktik (BPS) Tahun 2021, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan baru menunjukkan angka 54,03 persen dibandingkan laki-laki yang sudah mencapai 82,14 persen. Selain itu, data BPS Tahun 2020 menyebutkan, proporsi perempuan yang berada di posisi managerial sebesar 33,08 persen dan berdasarkan survei International Labour Organization (ILO) pada 2020, proporsi Chief Executive Officer (CEO) perempuan Indonesia sebesar 15 persen. 

“Di tengah berbagai ketertinggalan tersebut, perlu kita sadari bahwa sebenarnya perempuan merupakan kekuatan sumber daya manusia bangsa. Berdasarkan hasil sensus 2020, perempuan mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia,” tutur Menteri PPPA. 

Menteri PPPA menegaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi. “Salah satunya adalah memberikan pelatihan kewirausahaan bagi perempuan rentan, yaitu perempuan pra-sejahtera, perempuan kepala keluarga, demikian juga perempuan penyintas bencana dan penyintas kekerasan,” jelas Menteri PPPA. 

Lebih lanjut, Menteri PPPA menyebutkan, melalui salah satu working group G20, yaitu G20 Empower, KemenPPPA berupaya untuk mendorong perusahaan mempromosikan kesetaraan gender di dunia kerja. 

“Salah satunya dengan meminta kesediaan para C level perusahaan untuk menjadi advocate dalam melakukan promosi kepemimpinan perempuan dan pembangunan ekonomi melalui praktik baik yang dapat direplikasi, baik di tingkat nasional maupun negara G20,” ungkap Menteri PPPA. 

Director of Finance and Human Resource Indonesia Stock Exchange, Risa Rustam mengatakan, data Kesetaraan Gender Sustainable Stock Exchange Tahun 2021 menunjukkan, dari 2.200 perusahaan tercatat yang memiliki kapitalisasi pasar tertinggi di negara anggota G20, 20 persen perempuan berada di jajaran manajemen, 5,5 persen di jajaran direksi, dan 3,5 persen menduduki posisi CEO. “Ini menunjukkan bahwa perempuan masih kurang terwakili di seluruh jenjang perusahaan, situasi yang tidak banyak berubah selama beberapa dekade terakhir,” imbuhnya. 

Padahal menurut Risa, peningkatan peran serta perempuan dalam dunia kerja dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. 

“Namun untuk mendorong hal tersebut, berbagai hambatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja harus dihilangkan melalui praktik baik kesetaraan gender. Kami ingin mendorong semua perusahaan di industri pasar modal untuk terus meningkatkan praktik baik kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam bisnis dan mengambil langkah nyata dengan menerapkan kebijakan yang lebih sensitif dan responsif terhadap gender, sehingga turut menggerakkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan secara lebih substansial menuju bisnis dan masa depan yang berkelanjutan,” tutup Risa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: