Simpang Siur Kehadiran Putin di KTT G20 Indonesia, Akhirnya Kemenlu Beri Tanggapan
Bahkan negara-negara berkembang mengalami kesulitan ekonomi dan masih sulit untuk mencapai SDG's target yang diharapkan G20 untuk dapat mendorong pemulihan global.
"Jadi dalam waktu dekat ini dan selanjutnya, kita akan lanjutkan melaksanakan tugas kita seperti halnya presidensi-presidensi sebelumnya," ujarnya.
Pernyataanya tentang kemungkinan kehadiran Putin menyusul seruan oleh beberapa anggota G20 agar Rusia dilarang dari keanggotaan G20 menyusul invasi ke Ukraina.
"Tidak hanya G20, banyak organisasi berusaha untuk mengusir Rusia, reaksi Barat benar-benar tidak proporsional," kata duta besar Lyudmila Vorobieva pada konferensi pers pada Rabu.
Vorobieva mengatakan, G20 adalah forum ekonomi, bukan forum untuk membahas hal-hal seperti krisis di Ukraina.
Sebuah sumber yang dikutip Reuters mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya tengah menilai apakah Rusia harus tetap berada dalam keanggotaan G20 ekonomi utama setelah invasi ke Ukraina atau bakal didepak.
"Namun setiap langkah untuk mengecualikan Rusia mungkin akan diveto oleh negara lain dalam kelompok itu, meningkatkan prospek beberapa negara alih-alih melewatkan pertemuan G20," kata sumber itu.
Australia juga sudah mengecam jika Rusia hadir KTT G20, maka negaranya tak akan hadir. Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari untuk melakukan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu.
Ukraina dan Barat mengatakan Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: