Terus Melesat, Harga Bitcoin Diprediksi Tembus 45 Ribu Dolar AS
Harga Bitcoin diprediksi terus naik. Kenaikan harga Bitcoin akibat rencana pemerintah Rusia menggunakan uang kripto ini sebagai alat pembayaran jual beli minyak mentah. Kenaikan harga Bitcoin bakal menjadi sentimen bagus bagi uang kripto lain. Biasanya, saat harga Bitcoin naik, harga uang kripto lain ikut terangkat.
Seperti pada perdagangan Jumat (25/3/2022), Coinmarketcap mencatat peningkatan harga Bitcoin (BTC). Harga uang kripto Bitcoin yang merupakan cryptocurrency dengan market cap terbesar, berada pada level US$ 44.015,20.
Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin atau BTC naik 2,69%. Dalam 7 hari perdagangan, harga Bitcoin naik 8,64%. Kemudian disusul harga Ethereum (ETH) yang merupakan market cap terbesar kedua berada di level US$ 3.108,90 naik 2,68% dalam 24 jam terakhir. Dalam 7 hari perdagangan, harga Ethereum naik 11,72%.
Harga Tether (USDT) yang merupakan market cap terbesar ketiga berada di level US$ 1, naik 0,01% dalam 24 jam perdagangan. Dalam 7 hari perdagangan, harga Tether / USDT juga naik 0,01%. Baca Juga: Melesat ke Level Tertinggi, Harga Bitcoin Sentuh Rp631 Juta
Harga Binance Coin (BNB) market cap terbesar keempat di level US$ 413,05 naik 1,02% dalam 24 jam perdagangan. Selama 7 hari perdagangan, harga Binance Coin naik 6,52%.
Harga USD Coin yang merupakan market cap terbesar kelima berada dilevel US$ 0,9995 turun 0,04% dari sehari sebelumnya. Selama 7 hari perdagangan, harga USD Coin turun 0,03%.
Sementara itu, harga Dogecoin (DOGE) yang populer karena Elon Musk juga naik 3,36% dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 0,1365. Dalam 7 hari perdagangan, harga Dogecoin naik 17,80%.
Harga uang kripto populer lainnya, Shiba Inu (SHIB) naik 1,3% dalam 24 jam terakhir menjadi 0,00002472. Dalam 7 hari perdagangan, harga Shiba Inu naik 12,66%.
Faktornya, seperti dilansir Kontan, Rusia adalah salah satu eksportir besar minyak dan gas di dunia. Bahkan di Eropa, sebagian besar perdagangan minyak dan gas berasal dari Rusia.
Ketua Komite Energi Kongres Rusia Pavel Zavalny mengungkapkan bahwa Rusia tengah mempertimbangkan transaksi penjualan minyak menggunakan Bitcoin, menyusul sanksi yang terjadi saat ini.
Analis dari Split Capital menyebut, akibat dari pernyataan itu, tidak hanya Bitcoin yang menguat namun beberapa aset kripto lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: