Ada yang Gerah karena Peran Rahasianya Dibongkar, Pakar Politik Amerika Blak-blakan Bilang...
Pakar politik asal Amerika Serikat John J Mearsheimer membongkar propaganda yang dilakukan oleh Presiden AS Joe Biden terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Mearsheimer menilai negara-negara Barat, khususnya AS, pada prinsipnya justru menjadi penyebab krisis Ukraina. Hal tersebut ditulisnya baru-baru ini di harian The Economist.
Baca Juga: Turun Tangan, Aksi Erdogan dan Putin Kejutkan Dunia di Perang Rusia dan Ukraina
Menurut Mearsheimer, para pembuat kebijakan Amerika Serikat dan Eropa telah memprovokasi krisis Ukraina dengan berupaya mengintegrasikan Ukraina dengan negara-negara Barat.
Mereka juga bersikeras bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab penuh atas krisis tersebut.
“Namun, semua cerita itu keliru,” ujarnya, dilansir dari Antara, Senin (28/3).
Menurut Mearsheimer, cara paling tepat untuk mengakhiri krisis tersebut adalah dengan memahami akar penyebab konflik.
“Permasalahan terkait Ukraina diawali di Konferensi Tingkat Tinggi NATO di Bucharest pada 2008,” ungkapnya.
Saat itu, pemerintahan Presiden AS George W. Bush mendorong NATO agar mengumumkan bahwa Ukraina dan Georgia akan menjadi negara anggota aliansi tersebut.
Lalu, pada akhir 2021, Barat mengabaikan kekhawatiran Rusia soal keamanan jika Ukraina benar-benar masuk ke NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
“Sikap abai itu menjadi penyebab langsung terjadinya perang saat ini,” tuturnya.
Mearsheimer mengatakan bahwa para pembuat kebijakan Rusia tak pernah menyampaikan apa pun soal penaklukan wilayah baru untuk menciptakan kembali Uni Soviet atau membangun Rusia yang lebih besar.
Para pemimpin Rusia hanya berulang kali menyatakan keberatan dengan penggabungan Ukraina ke dalam NATO yang dianggap sebagai ancaman eksistensial terhadap keamanan negara.
“Seperti yang disampaikan Lavrov (Menlu Rusia) pada Januari, 'Kunci dari segalanya adalah jaminan bahwa NATO tidak akan melakukan ekspansi ke arah timur’,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: