Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Veolia, Perusahaan Air yang Ekspansi ke Bisnis Limbah hingga Energi

Kisah Perusahaan Raksasa: Veolia, Perusahaan Air yang Ekspansi ke Bisnis Limbah hingga Energi Logo Veolia terlihat di Saint-Herblain dekat Nantes, Prancis, 12 April 2021. | Kredit Foto: Reuters/Stephane Mahe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Veolia Environnement SA atau umum dikenal sebagai Veolia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan air, limbah, dan layanan energi yang berbasis di Prancis. Ia berstatus sebagai perusahaan raksasa negara itu dalam bidang tersebut menurut Fortune Global 500. 

Tahun 2020 Fortune mencatat pendapatan Veolia sebesar 30,43 miliar dolar AS. Keuntungannya pada tahun itu meningkat 34,9 persen dengan total sebesar 669 juta dolar AS. 

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: 2 Maskapai Besar Bersatu Membentuk Air France-KLM yang Superbesar

Mengutip Academic.com, Compagnie Generale des Eauc (CGE), perusahaan yang mengelola air didirikan 14 Desember 1853 dengan dekrit Kekaisaran Napoleon III. Di tahun yang sama CGE memperoleh konsensi untuk memasok air ke masyarakat publik di Lyon. Baru pada 1860, perusahaan memperoleh konsensi 50 tahun dengan Kota Paris.

Selama seratus tahun, Compagnie Generale des Eaux sebagian besar tetap fokus pada sektor air. Namun, setelah penunjukan Guy Dejouany sebagai CEO pada tahun 1976, CGE memperluas kegiatannya ke sektor lain dengan serangkaian pengambilalihan.

Mulai tahun 1980, CGE mulai mendiversifikasi operasinya dari air menjadi pengelolaan limbah, energi, layanan transportasi, dan konstruksi serta properti. Ini mengakuisisi "Compagnie Generale d'Entreprises Automobiles" (CGEA), yang mengkhususkan diri pada kendaraan industri.

Ekspansi CGE ke dalam komunikasi dimulai dengan pendirian Canal+ pada tahun 1983, saluran TV berbayar pertama di Prancis. Ekspansi ini dipercepat setelah Jean-Marie Messier menggantikan Guy Dejouany pada tanggal 27 Juni 1996. 

Pada tahun 1996, CGE menciptakan Cegetel untuk mengambil keuntungan dari deregulasi pasar telekomunikasi Prancis tahun 1998, mempercepat perpindahan ke sektor media yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2000 demerger menjadi Vivendi Universal dan Vivendi Environment.

Pada tahun 1998, Compagnie Generale des Eaux mengubah namanya menjadi Vivendi, dan menjual divisi properti dan konstruksinya pada tahun berikutnya.

Vivendi melanjutkan ke daftar di Bursa Efek New York (sebagai "V"). Pada bulan Desember 1998, mengumumkan merger besar dengan Canal+ dan Seagram, pemilik perusahaan film Universal Studios, menjadi Vivendi Universal dan sekarang bernama Vivendi.

Pada Juli 2000, Vivendi memisahkan perusahaan air dan limbah yang tersisa menjadi Vivendi Environnement. IPO di Paris pada Juli 2000 dan di New York pada Oktober 2001.

Di tahun 2003, Vivendi berganti nama menjadi Veolia Environnement. Dua tahun kemudian, nama “Veolia” didirikan sebagai merek payung untuk semua divisi Grup (air, jasa lingkungan, jasa energi dan transportasi) dan logo baru telah dibuat.

Antoine Frerot didapuk menjadi Ketua dan CEO Grup per November 2009, menggantikan Henri Proglio yang telah ditunjuk sebagai CEO EDF. Perubahan tersebut telah menjadi bagian dari skandal politik-keuangan besar di Prancis karena Proglio mempertahankan posisi eksekutif  di kedua perusahaan sampai kritik publik memaksanya untuk menyerahkan pendapatan Veolia-nya.

Divisi Veolia Water-nya tetap menjadi operator layanan air swasta terbesar di dunia.

Pada Juli 2011, di tengah hasil keuangan yang mengecewakan, perusahaan mengumumkan peluncuran rencana restrukturisasi baru dan pemindahan aset dan bisnis. Pada Desember 2011, Veolia mengumumkan program divestasi 5 miliar euro selama 2012–2013.

Perusahaan ini hanya akan terdiri dari tiga divisi (Air, Jasa Lingkungan dan Jasa Energi). Bisnis transportasi Veolia Transdev akan didivestasikan. Veolia menjual 20 persen saham Veolia Transdev (sekarang disebut Transdev) ke Caisse des Depots pada bulan Desember 2016 dan terus memegang 30 persen saham.

Pada Januari 2019, 30 persen saham dijual kepada Rethmann Group, pemilik Rhenus.

Veolia kini menyediakan berbagai layanan air, pengelolaan limbah, dan energi bagi otoritas publik dan industri yang penting bagi pengembangan manusia dan kinerja berkelanjutan di lebih dari 40 negara di seluruh dunia.

Perusahaan terus beradaptasi dan berinovasi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia dengan merancang dan menerapkan solusi yang akan berdampak positif pada lingkungan dan sumber daya. Tujuan kami adalah membangun abad ke-21 yang lebih baik.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: