Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketakutan Mantan Menkes Atas Pemecatan Terawan: Takutnya Ditumpangi Kepentingan Bisnis

Ketakutan Mantan Menkes Atas Pemecatan Terawan: Takutnya Ditumpangi Kepentingan Bisnis Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah, menyoroti kasus Terawan Agus Putranto yang diberhentikan oleh IDI melalui keputusan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Ia blak-blakan mengkritik IDI dan membahas nasib Terawan. Mengapa demikian?

Melansir dari Suara.com, Siti Fadilah khawatir pemecatan Terawan oleh IDI dilatarbelakangi oleh masalah di luar etika profesi, yakni bisnis. Salah satunya mengenai vaksin Nusantara yang dikembangkan Terawan.  Baca Juga: Suara Mantan Menkes Soal dr. Terawan Menggelegar: IDI Itu Pembina, Bukan Pembinasa!

“Saya takutnya persoalan profesi ditumpangi dengan kepentingan bisnis kelompok tertentu. Nah ini kita mesti hati-hati jangan dihambat lah vaksin Nusantara gitu,” kata Siti Fadilah dalam kanal Youtube tvOneNews, beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, kepentingan bisnis yang bisa terganggu oleh vaksin Nusantara ciptaan Terawan adalah pedagang vaksin konvensional. Ia menilai jika vaksin Nusantara berbeda dengan vaksin lain, dan bahkan dianggap lebih baik. 

“Saya khawatir kalau ada background-background atau hal-hal yang berkaitan dengan bisnis gitu karena munculnya vaksin Nusantara pasti akan menggangu pedagang pedagang vaksin konvensional,” ujar Siti.

“Itu sudah jelas karena vaksin Nusantara sangat berbeda dengan vaksin konvensional, dan itu sangat banyak dimaui oleh orang-orang yang mengerti ilmunya,” lanjutnya.

Dalam kesempatan ini, Siti Fadilah juga mengkritik tajam IDI. Ia heran IDI yang berfungsi sebagai pembina dokter justru memecat Terawan. Padahal, IDI seharusnya menjadi pemeluk dokter.

"Sebetulanya IDI itu kan pembina dokter bukan pembinasa dokter, memeluk kalau dokter yang salah diajarin. Kalau dokternya ada kesulitan ditolongin seharusnya IDI itu begitu," kritiknya.

Lebih lanjut, ia menilai tidak masuk akal jika dokter yang selama ini membayar iuran setiap bulan harus dipecat IDI. Apalagi, pemecatan ini bisa sampai seumur hidup. Ia pun menanyakan nasib Terawan yang sudah memiliki banyak pasien jika dipecat seumur hidup oleh IDI.

"Kita bayar lho tiap bulan gitu, tetapi bukan untuk memecat seumur hidup. Bagaimana memecat seumur hidup itu wong sekolahnya aja lama, pasiennya saja juga banyak, apa nanti namanya dukun Terawan kan enggak lucu," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: