Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nahloh, Gara-Gara Dipecat IDI, Kini Terawan Disebut Malu

Nahloh, Gara-Gara Dipecat IDI, Kini Terawan Disebut Malu Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menilai tindakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait pemecatan dr. Terawan Agus Putranto tidak etis. Menurutnya pemecatan yang menimbulkan polemik itu bisa membuat Terawan malu.

Persoalan terkait etis tidaknya tindakan IDI itu juga menjadi pertanyaan Saleh kepada Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Herkutanto. Herkutanto menjadi salah satu pihak yang diundang hadir dalam rapat dengar pendapat antara Komisi IX dan IDI pada hari ini.

Baca Juga: Jeng Jeng, Gara-Gara Polemik Pemecatan Terawan, Kini IDI Disemprot Irma Suryani DPR

"Jadi gini pak, soal etika. Kita memang harus menerapkan etika secara baik di mana-mana. Tetapi pertanyaan saya, menurut bapak, memecat orang seperti dr. Terawan ini sebetulnya etis atau tidak dari aspek etika universal. Saya ndak melihat dari etika kedokteran ya," tanya Saleh di DPR, Senin (4/4/2022).

Saleh menganggap polemik pemecatan terhadap Terawan tentunya membuat malu muka Terawan. Apalagi bila melihat segala latar belakang Terawan sebelumnya, mulai dari menjabat kepala Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat Gatot Subroto dan Menteri Kesehatan RI.

"dr. Terawan dipecat, dia malu, pak, malu dia. Sebagai Letjen, dokter yang telah puluhan tahun berpraktik, sudah lebih dari 42 ribu orang yang dibantu dengan praktik yang tadi dianggap salah itu," ujar Saleh.

Saleh juga mengungkit sejumlah penghargaan yang pernah didapat Terawan di bidang kedokteran.

"Banyak sekali penghargaan oleh negara kepada dr. Terawan. Eh tiba-tiba dipecat. Malu ga sih dia? Pasti dia malu," ujar Saleh.

Karena itu Saleh meminta penjelasan detail IDI terkait pemecatan terhadap Terawan yang dikaitkan dengan pelanggaran etika.

"Ini penting karena justru di situ masukkannya. Karena dokter Terawan dianggap melanggar kode etik kedokteran. Karena itu saya mau tahu," tandas Saleh.

Sebelumnya, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia menyambut baik usulan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggelar mediasi untuk membahas polemik dugaan pelanggaran etik Terawan Agus Putranto.

"Terkait arahan menkes untuk dilakukan mediasi, tentu IDI menyambut baik hal ini. Tapi memang mediasi itu adalah keinginan kedua belah pihak," kata juru bicara PB IDI Beni Satria dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Jumat sore.

Menurut Beni proses mediasi dapat berjalan optimal manakala permintaan itu datang dari kedua belah pihak.

Baca Juga: Amien Rais Minta Masyarakat Jangan Percaya Pernyataan Jokowi, Siapa Sangka Pengamat Bilang Begini

Beni yang juga Ketua Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) IDI mengatakan pihaknya tetap berpegang pada prinsip analisa kedokteran berbasis bukti (Evidence Based Medicine/EBM) dalam permasalahan tersebut.

"Kita fokus kepada EBM pada ruang yang sudah kita berikan. Tetapi ruang ini diberikan oleh Menkes. Tentu kita sambut baik ini, kalau yang bersangkutan (Terawan) menerima hal baik ini," ujarnya.

Beni mengatakan hingga saat ini PB IDI belum menerima surat pemberitahuan secara resmi kegiatan mediasi tersebut. "Ini yang kita tidak tahu, rencana ini kapan. Kalaupun ada surat resmi, tapi sampai hari ini tidak ada surat resminya," katanya.

Menurut Beni, mediasi yang ditawarkan Budi diharapkan bisa mengurai kegaduhan serta bisa dipahami masyarakat, khususnya kalangan profesi dokter.

Secara internal PB IDI, kata Beni, pihaknya telah berupaya melakukan mediasi dengan terlapor, mulai dari surat, pesan singkat WhatsApp, sambungan telepon.

"Kemungkinan diberikan ruang lagi, tapi ini kan tidak mendapat (respons) yang baik," katanya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin akan memfasilitasi memediasi IDI dengan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait pemberhentian Terawan dari keanggotaan IDI.

Budi mengatakan Kemenkes telah memanggil Konsil Kedokteran Indonesia dan IDI. "Jadi saya memanggil semua, sudah bertemu dengan KKI dengan IDI, sudah ketemu dengan Kemenkes," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/3).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: