Totok mengatakan, dalam laporan penjualan REI menunjukan bahwa harga yang dilirik oleh kaum milenial berkisar antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar.
Hal tersebut menurutnya yang membuat pemerintah menerapkan PPN DTP di bawah Rp2 miliar. Pasalnya, pada range tersebutlah hunian yang paling banyak diminati oleh kaum milenial yang notabene menjadi penyumbang terbesar penduduk Indonesia.
"PPN DTP Rp2 miliar ke bawah karena Rp2 miliar ke bawah yang paling diminati sehingga multiplier effect timbul untuk usaha lain sehibgga pemulihan ekonomi nasional bisa tercapai," ujarnya.
Dengan begitu, Totok mengungkapkan tantangan bagi developer saat ini adalah bagaimana menangkap peluang pasar yang sesuai dengan kebutuhan milenial.
"Milenial sekarang terbesar itu di bawah Rp1 miliar yang mencapai 80 persen (keseluruhan pelanggan)," jelasnya.
Dorongan BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menilai perlu adanya one stop solution agar kebutuhan perumahan bisa terpenuhi tidak hanya untuk milenial tetapi juga juga generasi Z atau Gen Z. Pasalnya, perumahan merupakan masalah krusial di seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan populasi lebih dari 273 juta jiwa.
“Kita tidak bicara lagi milenial tapi juga Gen Z yang jumlahnya 53 persen dari total penduduk yang mengalami disrupsi teknologi, lapangan pekerjaan berubah, kesempatan berusaha berubah. Pemerintah harus dan pasti hadir agar Gen Z mendapat fasilitas terbaik tidak hanya bagi pekerjaannya tapi juga rumah tinggal sebagai kebutuhannya,” ujar Erick.
Untuk menciptakan hal tersebut, Erick mendorong sinergisitas BTN, Perumnas, KAI, BUMN Karya bahkan PLN dan Telkom untuk memberikan one stop solution kepada Gen Z untuk mendapatkan kemudahan tidak hanya untuk perumahan tapi juga dalam melakukan pekerjaan.
“Solusi yang ditawarkan ini bagaimana kita menyinergikan tanah yang disediakan oleh PT Kereta Api, Perumnas yang membangun dibantu oleh BUMN Karya, BTN yang memberikan financing dibantu oleh Jasa Keuangan, PLN dan Telkom bersinergi memberikan solusi yang terbaik,” ujarnya.
Dengan adanya sinergi, maka dapat memberikan sesuatu yang nyata kepada Gen Z yang hari ini sangat membutuhkan, tidak hanya perumahan yang affordable harganya, tapi juga efisiensi dalamkesehariannya di mana saat bekerja mereka dapat mengakses fasilitas transportasi yang mempermudah pekerjaannya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh kementerian yang telah memastikan hal-hal ini terjawab, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Direksi dan Komisaris BUMN yang percaya bahwa konsep perumahan ini bisa jalan, karena ini sebagai pilot project, baru tiga yang saya lihat, kalau ini bisa menjadi di puluhan tempat, ini akan menjadi solusi yang baik," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengatakan, Bank BTN siap bersinergi dengan Perum Perumnas dan BUMN lainnya untuk mendukung pemenuhan rumah bagi milenial.
Salah satunya dengan mewujudkan impian milenial memiliki hunian yang berkonsep Transit Oriented Development atau TOD.
“Ada peluang yang sangat besar dalam menjembatani gap antara permintaan dan penawaran akan perumahan yang layak pada segmen milenial ini,” ujar Haru.
Menurut Haru, sesuai dengan mandat dari Menteri BUMN, Bank BTN akan bersinergi dengan BUMN lain, khususnya BUMN karya memastikan pasokan hunian bagi milenial terpenuhi.
Untuk mendorong penyaluran KPR ke generasi milenial, Haru menilai diperlukannya dukungan dari seluruh stakeholder, mulai dari pemerintah dengan insentif dan kebijakan fiskal maupun moneter, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, asosiasi pengembang dan lain sebagainya.
Sebagaimana diketahui, BTN berhasil menyalurkan KPR Subsidi sebanyak 120.056 unit sepanjang 2021. Berdasarkan jumlah tersebut, dengan kata lain, perseroan telah mengeluarkan plafon kredit sebesar Rp18,4 triliun.
"Pada tahun 2021 BTN telah menyalurkan KPR Subsidi sejumlah 120.056 unit dengan total plafon kredit sebesar Rp18,4 triliun," ujar Haru.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: