'Nyanyian' Menag Yaqut Senggol FPI Lagi, PWNU DKI Jakarta: Mereka Tidak Berbahaya, Kalau HTI...
Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, Taufik Damas menilai organisasi yang perlu diwaspadai dan bertentangan dengan ideologi Pancasila dan NKRI, yakni Hizbut Tahir Indonesia (HTI), bukan Front Pembela Islam (FPI).
Menurutnya, FPI bukanlah organisasi berbahaya. Sebab, FPI organisasi yang setia dengan NKRI.
"Kalau mengacu pada apa yang disampaikan oleh Yaqut, tentu yang diwaspadai dan bertentangan ideologi nya dengan Pancasila dan NKRI jelas HTI, bukan FPI. Kalau FPI itu tidak berbahaya, karena yang kita dengar FPI itu setia pada NKRI," ujar Taufik dalam diskusi bertajuk 'Benarkah FPI dan HTI Masih Bergerak di bawah Tanah?' di Perpustakaan Freedom Institute, Wisma Bakrie, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2022).
Pernyataan Taufik menyusul pernyataan Ketua Umum GP Ansor sekaligus Menteri Agama Yaqut Cholil yang meyakini masih ada jejak-jejak aktivis mantan HTI dan FPI berkeliaran, yang bertujuan mengacaukan kebhinekaan.
Baca Juga: Manuver Kubu Haris Azhar, Hadirkan Saksi yang Punya Data Dugaan Keterlibatan Opung Luhut di Papua
Taufik menuturkan bahwa FPI hampir mirip dengan NU. Namun kata dia, terkadang dakwah yang dilakukan FPI kurang seperti yang diinginkan NU, yakni dengan cara lebih lembut.
"Cuma dalam level dakwahnya ini kadang-kadang (FPI) kurang sama dengan yang diinginkan oleh orang NU yang lebih soft. Bagaimanapun amar ma'ruf nahi munkar tidak dilakukan dengan cara yang melahirkan kegaduhan," ujarnya.
Lebih lanjut, Taufik menyebut yang dikhawatirkan dari pernyataan Yaqut terkait ideologi HTI yakni khilafah. Pasalnya, kata dia, paham khilafah merusak ajaran Islam.
"Dikhawatirkan itu memang HTI, ideologinya itu khilafah itu. Bahkan saya lebih tegas ini merusak ajaran Islam, khilafahisme. Karena khilafahisme tidak ada dalilnya dalam Islam, tidak ada kewajiban," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor sekaligus Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, meminta GP Ansor dan Banser untuk mengantisipasi adanya potensi yang bisa merusak pluralisme di Tanah Air.
Ia meyakini masih ada jejak-jejak aktivis mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan eks Front Pembela Islam (FPI) berkeliaran yang bertujuan mengacaukan kebhinekaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto