Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hati Hati Investasi Bodong, OVO dan Bareksa Ajak Masyarakat Pilih Layanan Keuangan Aman dan Legal

Hati Hati Investasi Bodong, OVO dan Bareksa Ajak Masyarakat Pilih Layanan Keuangan Aman dan Legal Kredit Foto: Nuzulia Nur Rahma
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan maraknya penipuan yang berkedok investasi online, OVO, yang berfokus pada platform pembayaran digital dan layanan finansial lainnya, berkolaborasi dengan Bareksa, Super App Investasi, untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dan menyerukan kepada konsumen agar bijak dan menerapkan kehati-hatian tingkat tinggi dalam memilih produk investasi agar tidak terjerat dalam investasi ilegal.

Dalam webinar bertajuk: “Hati-Hati Investasi Bodong” pada Rabu (06/04) membahas secara lengkap mengenai berbagai produk investasi termasuk bagaimana agar masyarakat tidak terjerat dalam investasi ilegal. Disebutkan webinar ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia dan sebagai upaya agar masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih investasi yang legal dan aman.

Baca Juga: Baru Diluncurkan Awal Tahun 2021 Lalu, Kini Investor di OVO Invest Capai 1 Juta Lebih

Presiden Direktur OVO Co-Founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, webinar ini, bertujuan agar mendorong masyarakat memahami pentingnya investasi termasuk cara memilih produk dan layanan keuangan yang aman dan patuh terhadap regulasi serta perizinan yang telah ditetapkan pemerintah.

Ia mengatakan OVO juga menekankan bahwa tidak mendukung segala kegiatan transaksi yang dilakukan platform tanpa izin dan legalitas resmi. Untuk itu, seluruh kerja sama OVO dengan mitra dilakukan melalui uji kelayakan dari berbagai aspek termasuk aspek legal yang utama.

"Sebagai bentuk nyata dari komitmen OVO dalam aspek keamanan informasi dan perlindungan data pribadi dalam menjalankan bisnis, OVO telah menerima sertifikasi ISO 27001 sejak tahun 2021. Dengan demikian, konsumen dapat bertransaksi secara aman dan nyaman," ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), di Indonesia, jumlah investor pasar modal telah mencapai hampir 8,1 juta investor per akhir Februari 2022, dengan mayoritas generasi milenial yang hanya mengutamakan hasil return cepat yang ditawarkan tanpa memperhatikan potensi risiko yang akan dihadapi, mulai dari kerugian, menurunnya nilai pasar, bahkan terjerat kasus penipuan investasi ilegal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: