Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Garap Emas hingga Hasil Hutan, Anglo American Pertambangan Kelas Dunia

Kisah Perusahaan Raksasa: Garap Emas hingga Hasil Hutan, Anglo American Pertambangan Kelas Dunia Seorang pekerja berjalan melewati papan di luar kantor Anglo American di Johannesburg, 21 Agustus 2015. | Kredit Foto: Reuters/Siphiwe Sibeko

Pada tahun 1961, AAC berkembang di luar Afrika selatan untuk pertama kalinya dan menjadi investor utama di Perusahaan Pertambangan dan Peleburan Teluk Hudson di Kanada. Pada tahun 1967, perusahaan pindah ke industri baja dengan mengakuisisi Scaw Metals.

Dari tahun 1967 hingga 1975, ia terus tumbuh dan mendirikan sejumlah usaha, termasuk Grup Mondi (kayu, pulp dan kertas), Amgold (kemudian AngloGold Ashanti) dan kemudian Amcoal (melalui konsolidasi beberapa operasi penambangannya di Afrika Selatan; kemudian dikenal sebagai Anglo Coal dan pada tahun 2010 berubah menjadi Anglo Thermal).

Pada tahun 1982, Harry Oppenheimer pensiun sebagai ketua AAC dan digantikan oleh Gavin Relly. Dua tahun kemudian, Oppenheimer pensiun dari De Beers dan menyerahkan jabatan ketua kepada Julian Ogilvie Thompson, yang pada tahun 1990 juga menjadi ketua dan kepala eksekutif AAC.

Pada tanggal 24 Mei 1999, Anglo American Corporation bergabung dengan Minorco untuk membentuk Anglo American plc, dengan pencatatan utama di Bursa Efek London dan pencatatan sekunder di Bursa Efek Johannesburg.

Operasi penambangan emasnya dipisahkan menjadi perusahaan AngloGold yang terpisah, yang pada tahun 2004 bergabung dengan Ashanti Goldfields Corporation untuk membentuk AngloGold Ashanti. Anglo American mengurangi kepemilikannya di AngloGold Ashanti menjadi 16,6 persen pada 2008.

Pada tahun 2008, Anglo American (tidak termasuk De Beers) menghabiskan 212 juta dolar AS untuk menjelajahi 21 negara untuk sumber daya termasuk tembaga, nikel, niobium fosfat dan seng. Dua jenis eksplorasi utama bagi perusahaan adalah greenfield dan brownfield, dengan hampir 70 persen dikhususkan untuk proyek greenfield.

Pada awal November 2011, Anglo American mengadakan pembicaraan dengan keluarga Oppenheimer untuk melepas sisa saham De Beers, di mana Anglo American mengakuisisi 40 persen saham tambahan senilai 5,1 miliar dolar AS, meningkatkan keseluruhan saham mereka menjadi 85 persen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: