Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Media Asing Ramai Soroti Ricuhnya Demo Mahasiswa Indonesia yang Protes Penundaan Pemilu

Media Asing Ramai Soroti Ricuhnya Demo Mahasiswa Indonesia yang Protes Penundaan Pemilu Kredit Foto: Ratih Widihastuti Ayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Protes massal yang digelar Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Senin (11/4/2022) di depan Gedung DPR/MPR RI, ikut disorot media asing.

Dalam liputannya, sejumlah surat kabar asing ramai memberitakan perkembangan aksi para mahasiswa, terutama ricuhnya situasi unjuk rasa yang ditanggapi polisi dengan gas air mata. 

Baca Juga: Lantang Suara Mahasiswa: Pak Jokowi, Copot Menko dari Segala Menko, Luhut Binsar Pandjaitan!

Media ternama dari Singapura, Channel News Asia (CNA) adalah salah satu yang memberitakan soal kerusuhan demo di depan gedung parlemen di Jakarta. Sambil menyertakan rekaman protes hingga beberapa foto penangkapan selama aksi, CNA melaporkan bagaimana aksi mahasiswa telah ditanggapi dengan upaya pembubaran dari polisi. 

"Polisi Indonesia menembakkan gas air mata dan meriam air pada Senin (11 April) untuk membubarkan ratusan mahasiswa yang memprotes harga minyak goreng yang tinggi dan perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo yang diperdebatkan."

"Kerumunan demonstran terlihat melarikan diri dari tempat kejadian di luar gedung parlemen di ibu kota Jakarta, menurut seorang saksi mata Reuters, sementara Kompas TV mengatakan bahwa batu telah dilemparkan ke dalam kompleks tersebut (gedung parlemen)," tulis CNA, mengutip laporan Reuters.

CNA mengatakan bahwa aksi di Jakarta hanyalah salah satu dari beberapa demonstrasi yang digelar pada Senin. CNA menyebut bahwa protes juga pecah di sejumlah wilayah lain di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan hingga Jawa Barat.

Ratusan mahasiswa dengan mengenakan jaket neon telah berbaris menuju parlemen, mengeluh tentang kenaikan biaya barang dan prospek presiden yang melampaui batas dua masa jabatannya, kata CNA.

Selain menggambarkan suasana demonstrasi, CNA juga terlihat mengungkap kasus seorang dosen terluka parah di tengah jalannya aksi. Mengutip keterangan Kapolda Jakarta, Fadil Imran, CNA mengatakan bahwa dosen tersebut telah dianiaya, diinjak-injak, hingga dipukuli oleh kelompok 'non-mahasiswa'.

Tidak segera jelas alasan dan siapa kelompok yang dimaksud, tetapi menurut laporan itu, enam polisi yang mencoba membantu dosen, ikut terluka.

Hampir sama dengan CNA, AFP juga melaporkan bagaimana unjuk rasa di depan gedung DPR berujung pada kerusuhan. Dikatakan pula bahwa aksi pada Senin pecah usai desas-desus beredar selama berminggu-minggu tentang potensi perubahan konstitusi negara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: