Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasil dari Rapat Berkala KSSK, Perang Rusia-Ukraina Jadi Dampak Terhambatnya Ekonomi Global?

Hasil dari Rapat Berkala KSSK, Perang Rusia-Ukraina Jadi Dampak Terhambatnya Ekonomi Global? Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) hari ini, Rabu (13/4/2022), menyampaikan hasil dari rapat berkala KSSK tahap kedua di tahun 2022 yang digelar pada 11 April lalu.

Dalam rapat berkala KSSK, Sri Mulyani mengungkapkan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah melakukan assesment terhadap kondisi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional.

Baca Juga: Sri Mulyani: Tantangan Pembangunan saat Ini Tak Dapat Ditangani Negara secara Individu

"Oleh karena itu, apa yang kami sampaikan di sini adalah hasil assesment dari rapat berkala KSSK yang kedua kali tahun 2022 seperti yang diatur dalam Undang-Undang (UU) mengenai stabilitas sistem keuangan," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengungkapkan, stabilitas sistem keuangan Indonesia berada dalam kondisi normal, meskipun di tengah tekanan eksternal yang meningkat akibat perang di Ukraina. 

"Perbaikan ekonomi global dalam hal ini akan mengalami tekanan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, disertai volatilitas pasar keuangan yang meningkat seiring dengan eskalasi dari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina," ujarnya.

Ia menambahkan, ekspektasi yang tadinya positif terhadap pemulihan ekonomi global seiring dengan meredanya pandemi Covid-19 tertahan atau mengalami tekanan karena eskalasi dari kondisi perang yang terjadi di Ukraina sejak tanggal 24 Februari 2022 lalu.

"Peperangan tersebut juga menyebabkan kenaikan dari harga komoditas global secara sangat signifikan, terutama komoditas energi, pangan, dan logam. Ini berdampak pada meningkatnya inflasi global," imbuh Sri Mulyani.

Peperangan antara Rusia dan Ukraina juga menciptakan tantangan bagi normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju yang kemudian meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global. Dalam hal ini, kebijakan moneter negara-negara maju sebagai respons terhadap meningkatnya inflasi yang tinggi.

Namun, di sisi lain, dihadapkan pada potensi perlemahan ekonomi telah menimbulkan aliran modal pada emerging market yang tertekan, dan ini sejalan dengan terjadinya realokasi aset untuk mencari tempat yang aman.

Menkeu Sri Mulyani juga mengungkapkan, pemulihan ekonomi Indonesia dalam hal ini tetap terjaga terutama ditopang dengan meredanya atau makin baiknya penanganan pandemi Covid-19, dan diikuti oleh pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat yang kemudian makin mendorong kegiatan perekonomian di dalam negeri.

"Pertumbuhan perekonomian Indonesia diperkirakan akan tetap kuat yang didukung oleh kegiatan konsumsi masyarakat atau rumah tangga, kegiatan investasi, serta dukungan belanja pemerintah," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: