Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komandan Garda Revolusi Iran: Nyawa Jenderal Soleimani Tak Sebanding dengan Semua Pemimpin Amerika

Komandan Garda Revolusi Iran: Nyawa Jenderal Soleimani Tak Sebanding dengan Semua Pemimpin Amerika Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Teheran -

Mohammad Pakpour, komandan pasukan darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), mengatakan bahwa pembunuhan semua pemimpin AS tidak akan cukup untuk membalas dendam pada Amerika atas pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani.

"Martir Soleimani adalah karakter yang hebat sehingga jika semua pemimpin Amerika terbunuh, ini tetap tidak akan membalas darah Letnan Jenderal Soleimani", kata Pakpour, dilansir Sputnik News, Rabu (13/4/2022).

Baca Juga: Informasi Mahal Intelijen: Militer Iran Selundupkan Senjata dari Irak ke Rusia

Komandan IRGC menekankan bahwa Iran harus mengikuti jalan Soleimani dan membalasnya melalui metode lain, merujuk pada rudal dan serangan lain terhadap target Amerika dan Israel sebagai alternatif untuk membunuh para pemimpin AS.

Soleimani dan komandan senior milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS terhadap mobil mereka di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020, dalam serangan yang disahkan oleh Presiden AS saat itu Donald Trump.

Pembunuhan itu menyebabkan eskalasi besar ketegangan antara Teheran dan Washington, dengan Iran secara resmi menanggapi dengan meluncurkan serangan udara terhadap dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS.

Serangan itu tidak menyebabkan kematian atau cedera serius, tetapi Pentagon sejak itu melaporkan bahwa setidaknya 109 prajurit AS telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis.

Ketegangan AS-Iran telah berlangsung sejak 8 Mei 2018, ketika Trump mengumumkan keluarnya Washington secara sepihak dari kesepakatan nuklir Iran 2015, juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap Teheran. Tepat setahun kemudian, Teheran menyatakan bahwa mereka akan mulai mengurangi komitmen kunci JCPOA-nya.

Saat ini, Teheran dan kekuatan dunia sedang mencoba untuk mengatasi serentetan batu sandungan dalam pembicaraan Wina tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran. Salah satu masalah pelik berkaitan dengan langkah Departemen Luar Negeri untuk mempertahankan pasukan Quds IRGC dalam daftar Organisasi Teroris Asing Amerika (FTO).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: