Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Sawit, Riau Bertransformasi Jadi Penyerap Karbon

Karena Sawit, Riau Bertransformasi Jadi Penyerap Karbon Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai salah satu provinsi besar di Indonesia, perekonomian di Provinsi Riau sudah sejak era kolonial mengandalkan non-renewable resources berbasis minyak bumi.

Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Kamis (14/4), dijelaskan bahwa pada tahun 1976, produksi minyak bumi di Riau mencapai angka tertinggi, yaitu 1 juta barel per hari. Namun, produksinya terus menurun setiap tahun. Pada tahun 2000, Riau hanya menghasilkan 222 ribu barel minyak bumi per hari, sedangkan di tahun 2019 hanya 76 ribu barel per hari.

Baca Juga: Ekspor Sawit Malaysia Turun, Analis: Indonesia Akan Rebut Kembali Pasar 

Dalam jangka waktu dua dekade terakhir, penurunan ini juga terlihat dari pangsa struktur PDRB, yang sebelumnya 62 persen menjadi 14 persen. Begitu juga pada sektor ekspor dari 86 persen menjadi 4 persen.

Sebaliknya, di sisi lain Riau berhasil mengembangkan ekonomi berbasis sumber daya alam yang dapat diperbarui, yakni perkebunan sawit. Data Kementerian Pertanian mencatat, luas lahan perkebunan sawit di Riau pada tahun 2000 hanya 966.786 hektare dan menjadi 3,38 juta hektare. 

Kelapa sawit menjadi komoditas primadona yang banyak diusahakan melalui pengusahaan dengan perkebunan sawit rakyat, swasta, dan BUMN. Perkebunan sawit juga berperan menjadi penggerak ekonomi di Riau, baik mengurangi pengangguran, kemiskinan atau pertumbuhan ekonomi kabupaten.

Data Palm Oil Indonesia mencatat, dari segi ekspor, kelapa sawit dapat menggantikan posisi migas dengan pangsa yang meningkat dari 0,34 persen menjadi 60 persen. Hal ini menunjukkan bahwa industri sawit di Riau telah berkembang pesat dari non-renewable dan eksklusif menjadi renewable economy dan inklusif.

"Jika pada era migas Riau menjadi daerah penghasil emisi karbon terbesar, kini sebaliknya, Riau justru menjadi kawasan yang menyerap emisi karbon dari atmosfer bumi melalui perkebunan kelapa sawit," catat laman Palm Oil Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: