Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak Nih Strategi Adaro dalam Mendukung NZE 2060

Simak Nih Strategi Adaro dalam Mendukung NZE 2060 Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya pemerintah indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 memang perlu mendapatkan dorongan semua pihak baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.

Wakil Direktur Utama PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan dalam membantu pemerintah Indonesia dalam mencapai NZE 2060, perseroan sudah melakukan beberapa inisiatif dalam mendorong dekarbonisasi.

Baca Juga: Periode Buyback Diperpanjang, Adaro Energy: Kondisi Kas Perusahaan Sangat Cukup

"Dekarbonisasi kita memang sudah melakukan beberapa inisiatif nomor satu tentunya dalam eksisting operation kami di tambang kami kita juga berusaha sedemikian mungkin untuk dekarbonisasi," ujar Dharma dalam Webinar "Menagih Kontribusi Swasta dan BUMN di Masa Transisi Menuju Zero Carbon Emission 2060", Kamis (14/4/2022).

Dharma mengatakan, inisiatif itu salah satunya adalah dengan memasang solar panel untuk terminal batu bara yang selama ini menggunakan genset. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi konsumsi diesel di dalam tambang.

Selain itu, perseroan juga sedang membangun minihydro power plant di salah satu tambang untuk menggantikan genset. Bukan hanya itu perusahaan juga sedang dalam proses merancang suatu program dekarbonisasi dengan mencari salah satu consulting firm yang terkemuka di dunia untuk membantu.

"Bahkan sebelum itu pun sudah banyak inisiatif yang diambil yang sudah men-save 21,7 persen. di luar itu kita punya carbon off set-nya jari kita punya nature based solution-nya kita punya juga, kita ada dua hutan di kalteng yang bisa membantu karbon credit," ujarnya.

Lanjutnya, perseroan juga sedang melakukan penelitian untuk membangun sampai 6 megawatt di salah satu tambang  dan tentunya ini akan mereduksi diesel yang dipakai.

"Kita juga selama ini tambang kita yang setiap tambangnya ratusan pompa dan selama ini banyak memakai genset sekarang sudah mulai kita koneksikan ke pembangkit listrik kita, walaupun pembangkitnya masih PLTU tapi paling tidak dari sisi carbon emision lumayan ada saving-nya," ungkapnya. 

Lebih lanjut, diluar daripada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), pers3roan juga sedang memikirkan skema co firing. Dharma menyebut co firing disini dalam arti mencampur pembakaran batu bara dengan sampah.

Baca Juga: Keuntungan Adaro Naik Lima Kali Lipat, Boy Thohir: Pasar Batu Bara Kondusif, Tapi Harus Hati-Hati

"Kita lagi melihat skema co firing, maksudnya adalah yang tadinya biasanya membakar 100 persen batubara kira coba masukan beberapa persen domestik waste dari sampah komunitas, dan harapan kita bisa 5 persen dan bahkan bisa lebih dari itu," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: