Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Sawit Masih Merangkak Naik, Dampak Produksi?

Harga Sawit Masih Merangkak Naik, Dampak Produksi? Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Merujuk laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), harga rata-rata minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) CIF Rotterdam basis pada bulan Februari 2022 mencapai USD1.522/ton, atau lebih tinggi sekitar US$164/ton secara mtm dan lebih tinggi USD469/ton secara yoy. 

"Sementara harga KPBN FOB untuk Februari adalah Rp15.532/kg ada kenaikan harga dari sebelumnya Rp14.811 pada Januari," kata Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dilansir dari laman InfoSAWIT pada Rabu (20/4/2022).

Baca Juga: Integrasi Sawit-Sapi Berdampak Negatif, Benarkah? Ini Kata Peneliti Puslitbang

Lebih lanjut disampaikan Mukti, harga yang tinggi tersebut disebabkan produksi minyak nabati dunia yang tidak seperti diharapkan terutama untuk kedelai di Amerika Selatan. Sementara itu, produksi CPO Indonesia pada Februari 2022 diperkirakan sebesar 3.505 ribu ton dan PKO sekitar 302 ribu ton atau tercatat lebih rendah dari produksi bulan Januari yang mencapai 3.863 ribu ton untuk CPO dan 365 ribu ton untuk PKO. 

"Ini terjadi lantaran faktor musiman," kata Mukti.

Baca Juga: Efek Konflik Rusia-Ukraina, India Akan Impor Lebih Banyak Minyak Sawit

Harga yang sangat tinggi berdampak terhadap konsumsi dan ekspor. Konsumsi dalam negeri untuk pangan bulan Februari 2022 yang sebesar 489 ribu ton atau 17,3 persen lebih rendah dibandingkan bulan Januari sebesar 591 ribu ton. Konsumsi oleokimia bulan Februari sebesar 178 ribu ton dan biodiesel 710 ribu ton dibandingkan konsumsi Januari yang masing- masing turun sebesar 2,7 persen dan 3 persen.

Total ekspor sawit bulan Februari yang mencapai 2.098 ribu ton tercatat lebih rendah dibandingkan bulan Januari yang sebanyak 2.179 ribu ton (-3,7 persen) sehingga meskipun harga bergerak naik, nilai ekspor minyak sawit bulan Februari yang mencapai USD2.799 juta per ton, lebih rendah 0,6 persen dari nilai bulan Januari yang sebesar USD2.816 juta per ton.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: