Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringatan dari CSIA dan FBI! Minta Perusahaan Blockchain Waspadai Serangan Siber Korea Utara

Peringatan dari CSIA dan FBI! Minta Perusahaan Blockchain Waspadai Serangan Siber Korea Utara Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Keamanan Dan Infrastruktur (CSIA) dan Biro Investigasi Federal (FBI) telah mengeluarkan peringatan tentang ancaman cyber yang disponsori negara Korea Utara yang menargetkan perusahaan blockchain sebagai tanggapan atas peretasan Jembatan Ronin bulan lalu.

Melansir dariĀ  Cointelegraph, Rabu (20/4/2022) peringatan itu dikeluarkan pada hari Senin lalu bersama dengan FBI dan Departemen Keuangan, yang memiliki peringatan dan saran mitigasi untuk perusahaan blockchain dan kripto untuk memastikan operasi mereka sendiri tetap aman dari peretas.

Baca Juga: Beri Solusi untuk Bisnis Blockchain, Bholdus Luncurkan Launchpad

Lazarus bukan satu-satunya kelompok hacker yang terdaftar dengan nama sebagai ancaman persisten tingkat lanjut (APT). Termasuk di antara Lazarus adalah APT38, BlueNoroff dan Stardust Chollima. Kelompok-kelompok ini dan lainnya seperti mereka telah diamati menargetkan apa yang disebut buletin "berbagai organisasi dalam teknologi blockchain dan industri cryptocurrency," seperti pertukaran, protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan permainan play-to-earn.

Menurut laporan dari Chainalysis, upaya mereka mengisi pundi-pundi dengan 400 juta dolar dana kripto curian pada tahun 2021. Rezim telah menduduki puncak jumlah itu tahun ini dengan peretasan Jembatan Ronin dari mana ia mengekstraksi sekitar 620 juta dolar dalam kripto pada akhir Maret.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Nilai Teknologi Blockchain Buat Masyarakat Tak Tersentralisasi Lagi

CSIA tidak percaya tingkat pencurian akan melihat penurunan dalam waktu dekat, karena menyatakan bahwa kelompok menggunakan spearphishing dan malware untuk mencuri kripto. Ia menambahkan bahwa:

"Para aktor ini kemungkinan akan terus mengeksploitasi kerentanan perusahaan teknologi cryptocurrency, perusahaan game, dan pertukaran untuk menghasilkan dan mencuci dana untuk mendukung rezim Korea Utara."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: