Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penerapan Kurikulum Merdeka Terus Disosialisasikan Kemendikbudristek di Wilayah Indonesia

Penerapan Kurikulum Merdeka Terus Disosialisasikan Kemendikbudristek di Wilayah Indonesia Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat ini terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman kepada kepala satuan pendidikan dan guru, dalam mempersiapkan penerapan Kurikulum Merdeka secara kolaboratif di masing-masing wilayah.  

Bicara tentang filosofi Kurikulum Merdeka, Zulfikri Anas mengungkapkan bahwa secara esensi kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat, maka kurikulum dipandang harus mengikuti anak dalam membantu proses pendidikannya. Kurikulum Merdeka kata dia, filosofi dasarnya sudah diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara jauh sebelum Indonesia merdeka.  

Baca Juga: Kemendikbud Bekerja Sama dengan Lembaga Tingkatkan Pendidikan Vokasi

"Satu hal menarik, dalam filosofi tersebut salah satunya diungkapkan bahwa tumbuh kembang anak terletak di luar kehendak dan kecakapan kita kaum pendidik. Selama ini kita mungkin lebih mendominasi proses belajar mereka dan dengan Kurikulum Merdeka kita akan menyesuaikan, mengembalikan pada kodratnya," kata Zulfikri, dalam keterangannya, Rabu (20/4/2022). 

Ia juga mengungkapkan bahwa Kurikulum Merdeka menyediakan layanan kepada setiap peserta didik agar masing-masing mereka sejak dini mengenali potensi-potensi uniknya. Zulfikri menilai, ketika para pendidik keliru dalam memberikan layanan, akibatnya anak-anak tidak akan menemukan fitrah uniknya dan para pendidiklah yang bertanggung jawab. 

Baca Juga: Kemendikbudristek Sebut Rapor Pendidikan Jadi Tolok Ukur Keberhasilan Pendidikan di Indonesia

"Jadi sebelum kita menyusun rencana pembelajaran, kita harus terlebih dahulu mengenali mereka. Bisa jadi di awal kita mengenalkan pembelajaran, kita terlebih dahulu mengenali anak-anak, bisa dengan berbagai cara melakukan asesmen awal dan yang penting di bulan-bulan awal guru-guru mempunyai peta mengenai kemampuan awal anak sebelum memulai pembelajaran," lanjutnya.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: