Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sistem Digitalisasi PI Grup Pantau Ketersediaan Pupuk Jelang Lebaran

Sistem Digitalisasi PI Grup Pantau Ketersediaan Pupuk Jelang Lebaran Kredit Foto: Pupuk Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan pengawasan penyaluran pupuk subsidi menjelang Lebaran akan berjalan dengan lancar. Pasalnya, perusahaan telah menerapkan sistem digitalisasi yang terintegrasi, salah satunya bernama Distribution Planning & Control System (DPCS). 

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan bahwa DPCS merupakan sistem yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memonitor kegiatan distribusi, dan memonitor stok pupuk di lapangan agar sesuai dengan ketentuan minimum pemerintah, dan meningkatkan akurasi perencanaan distribusi. 

"DPCS telah diterapkan sejak tahun 2020, sistem digitalisasi ini juga merupakan bentuk transformasi sehingga ketersediaan stok pupuk di semua daerah  lebih baik dan dapat diawasi setiap saat," kata Wijaya.

Baca Juga: Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia Berhasil Dongkrak Ebitda 2021 Menjadi Rp13,91 Triliun

Melalui sistem ini, dikatakan Wijaya bahwa Pupuk Indonesia dapat mengawasi teknis penyaluran pupuk subsidi secara real time. DPCS dapat mengawasi proses distribusi dari gudang produsen hingga kios-kios resmi. Bahkan DPCS mampu mengetahui jumlah stok saat dalam perjalanan (intransit), baik darat maupun saat di pelabuhan. 

Selain data stok, DPCS juga menyajikan data penjualan, alokasi pupuk subsidi di setiap daerah, kapasitas gudang, informasi distributor dan pengecer, hingga kontak staf distribusi dan pemasaran di masing-masing wilayah. Sehingga sistem ini dapat memberikan gambaran utuh terkait pendistribusian pupuk subsidi ke berbagai daerah. 

DPCS juga dilengkapi fitur peringatan dini atau early warning system untuk mendeteksi kondisi stok di daerah yang ditandai dengan indikator warna. Seperti warna hijau yang menggambarkan stok tersedia atau bahkan melebihi ketentuan pemerintah. Warna orange, menandakan stok mendekati batas ketentuan. Hingga warna merah yang berarti stok di bawah ketentuan minimum pemerintah. 

Sementara SVP Distribusi Pupuk Indonesia, Syamsu Alamsah mengatakan bahwa Pupuk Indonesia telah mengantisipasi kondisi lalu lintas menjelang Lebaran dengan melakukan distribusi ke daerah lebih awal. "Kita j mengantisipasi pendistribusian via darat dengan mengirimkan pupuk lebih awal, bahkan yang dikirim dengan kereta api. Sehingga untuk pasokan jelang Lebaran alhamdulillah tidak ada hambatan atau bisa dibilang aman," ungkap Syamsu. 

Baca Juga: Pupuk Indonesia Pastikan Stok Bahan Baku Masih Terjaga

Adapun angka stok pupuk subsidi per tanggal 20 April 2022 sebanyak 805.157 ton, terdiri dari Urea 355.409 ton, NPK 242.247 ton, Organik 72.615 ton, SP-36 55.758 ton, ZA 79.128 ton.

Syamsu juga menambahkan, selain DPCS ada beberapa sistem digitalisasi yang diterapkan perusahaan dalam menjamin pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi seperti Petroport yang mendigitalisasi pendistribusian via pelabuhan.

Menurut Syamsu, sistem ini memiliki fungsi pengawasan, pencatatan dan pelaporan, serta penentuan rekomendasi keputusan secara digital dan otomatis (automatic decision systems), sehingga dapat menghilangkan potensi demurrage atau denda akibat keterlambatan proses bongkar muat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: