Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Heboh Mark Zuckerberg Masuk dalam Daftar Sanksi Rusia, Lho Kenapa?

Heboh Mark Zuckerberg Masuk dalam Daftar Sanksi Rusia, Lho Kenapa? Kredit Foto: Reuters/Carlos Jasso
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Meta Mark Zuckerberg, CEO LinkedIn Ryan Roslansky dan CEO Bank of America Brian Moynihan menjadi headline daftar tokoh bisnis AS yang dikenai sanksi oleh Rusia pada hari Kamis kemarin. Ini menjadi babak terbaru dari peningkatan hukuman tit-for-tat yang dikenakan setelah invasi ke Ukraina.

Wartawan terkemuka termasuk dalam daftar 29 orang Amerika yang dilarang memasuki Rusia dengan dasar yang tidak terbatas. Penyiar ABC George Stephanopoulos dan penyiar CNN Bianna Golodryga juga dikenai larangan tersebut.

Mengutip New York Post di Jakarta, Jumat (22/4/22) Sanksi terbaru Rusia juga menargetkan beberapa anggota terkemuka pemerintahan Biden dan militer AS, termasuk Wakil Presiden Kamala Harris, Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain dan wakil Menteri Pertahanan Kathleen Hicks. Suami Harris, Doug Emhoff, juga terkena larangan.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Ungkap Hubungannya dengan Sheryl Sandberg Jadi Juru Kunci Keberhasilan Meta Facebook

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pemimpin puncak, pengusaha, pakar dan jurnalis yang membentuk agenda Russophobia, serta pasangan dari sejumlah pejabat tinggi termasuk di antara mereka yang tidak bisa lagi masuk ke negara itu.

Kremlin mengecam sebagai tanggapan atas sanksi yang melumpuhkan yang dijatuhkan oleh AS dan negara-negara Barat lainnya. Hukuman tersebut telah menargetkan bank dan perusahaan Rusia terkemuka serta oligarki miliarder terkemuka dan anggota keluarga dari tokoh yang dekat dengan Vladimir Putin, termasuk putrinya.

Rusia telah memblokir akses ke platform milik Meta Facebook dan Instagram, menuduh layanan tersebut bersalah atas aktivitas ekstremis. LinkedIn juga telah dilarang di Rusia sejak 2016.

Eksekutif dari Twitter, platform media sosial lain yang dilarang di Rusia, tidak dimasukkan dalam daftar. Eksekutif YouTube juga terhindar dari bentrokan platform milik Google dengan otoritas Rusia.

Rusia mengumumkan sanksi serupa terhadap 61 warga Kanada, termasuk beberapa jurnalis. Kremlin telah berusaha membatasi arus informasi sejak meluncurkan invasi tanpa alasan ke Ukraina pada akhir Februari.

Beberapa organisasi berita, termasuk ABC dan CNN, menghentikan operasi mereka di Rusia pada Maret setelah Kremlin mengesahkan undang-undang baru yang mengizinkan pihak berwenang untuk mendenda atau memenjarakan jurnalis yang mereka anggap telah melaporkan berita palsu tentang militer atau pemerintah Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: