Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menggelar seri webinar Sapa Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) III dengan tema Gotong Royong Memajukan Pendidikan Melalui Program Organisasi Penggerak (POP), pada Kamis 21 April siang lalu. Kali ini, para narasumber menyampaikan kisah-kisah inspiratif baik dari para guru maupun pelaksana terkait pelaksanaan Program Organisasi Penggerak (POP).
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril menegaskan, POP sejak awal digagas sebagai gerakan gotong-royong pendidikan.
"POP mewujudkan budaya dan semangat kolaborasi Merdeka Belajar antara pemerintah dan ormas secara masif melalui berbagai pelatihan dan pendampingan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualitas peserta didik," tutur Iwan dalam keterangan resminya, Sabtu (23/4/2022).
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Kemendikbudristek Perkuat Karakter Srikandi Indonesia Masa Kini
Salah satu kisah inspiratif yang disampaikan oleh Mulyadi, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 06 Tanjung Gunung, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Mulyadi mengungkapkan kesan baik dan dampak positif yang dirasakan selama mengikuti program POP dari Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat.
Mulyadi mengungkapkan ada tiga perubahan mendasar yang dirasakan. Pertama, ia merasa bahwa semangatnya tumbuh dalam menulis dan menerbitkan buku. Kedua, termotivasi untuk selalu melakukan perubahan-perubahan dalam meningkatkan kompetensi diri khususnya dalam bidang menulis. Dan ketiga, ia merasa semangat dalam berkarya untuk menumbuhkan inspirasi bagi keluarga, guru, dan peserta didik.
Ketika ikut pada 2021, Mulyadi mengaku sudah disuguhkan dengan tema yang sangat menarik, yaitu mengenai Wisata Literasi Guru. Pada awalnya ia mengira melalui tema ini para peserta akan diajak ke tempat-tempat lain melihat contoh literasi mengenai wisata untuk menambah wawasan, tapi ternyata melalui virtual.
"Kami bersyukur karena para narasumber yang disediakan mempunyai kemampuan luar biasa. Meskipun berbagai kalangan dari kami dari berbagai kalangan dan umur yang sudah tidak muda lagi tapi kami bisa mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan," terangnya.
Baca Juga: Kemendikbudristek Kembali Gelar Diklat Festival Literasi dan Kebhinekaan Global
"Sebagai guru dan kepala sekolah kami diberi semangat untuk menyelesaikan sebuah buku. Bahkan sampai hari ini semangat itu terus membuat kami untuk terus menulis melatih diri kami," tambah Mulyadi.
Mulyadi mengungkapkan POP melalui Forum Indonesia Menulis Kalimantan Barat juga sangat berdampak bagi sekolah-sekolah. Secara umum, terlihat dari bagaimana sekolah-sekolah tersebut berlomba-lomba untuk kembali mendesain pojok baca mereka. Selain itu sekolah-sekolah juga berusaha untuk menghadirkan tempat-tempat yang lebih nyaman untuk memunculkan semangat peserta didik dalam membaca.
"Saya melihat beberapa sekolah dengan pendanaan seadanya mereka membagi dana tersebut untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca. Mereka membangun pojok-pojok baca yang dapat mereka gunakan untuk menarik minat siswa membaca. Dampak ini sangat positif dan luar biasa," terang Mulyadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas